BERANGSUR NORMAL: Polisi berjaga-jaga di Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, kemarin. Pelayanan di Mapolsek ini mulai normal pascapenyerangan kelompok bersenjata beberapa hari lalu.
MEDAN (SINDO) – Pengejaran teroris di Sumatera Utara (Sumut) tak hanya ditangani tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror (AT) Mabes Polri dan pasukan khusus Mabes TNI, juga melibatkan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Upaya pengejaran teroris yang diduga sebagai pelaku penyerbuan Markas Polsek Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sumut, beberapa waktu lalu, terus dilakukan.Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kemarin telah tiba di Medan untuk bertugas membantu penangkapan pelaku. Pasukan Kopassus ini akan ditempatkan di sejumlah wilayah dan titik-titik rawan di Sumut. Mereka saling berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan tim Polda Sumut. Berdasar informasi yang berhasil dihimpun SINDO di lapangan, pasukan Kopassus yang ditugaskan untuk mengejar teroris ini tiba di Bandara Polonia Medan kemarin siang (25/9).
Jumlah pasukan yang diturunkan ke Medan tidak diketahui pasti. Menurut sumber intelijen yang ikut pengejaran teroris di Medan, sekarang ini petugas yang dilibatkan, yakni Kopassus, TNI, dan Polri.Seluruh tim dibagi tugas dan ditempatkan di beberapa daerah. Satu sama lainnya saling berkoordinasi untuk mengetahui perkembangan. Dalam tugas ini, seluruh anggota dilengkapi senjata lengkap dan alat komunikasi.“Direncanakan hampir semua pihak akan diturunkan, termasuk Kopassus,” ujar sumber tersebut. Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu) Irjen Pol Oegroseno membenarkan bahwa mereka akan dibantu tim Kopassus. Mengenai bentuk keterlibatan dan tugas operasi yang dilakukan Kopassus, masih menunggu kesepakatan bersama.
“Sejauh ini masih didiskusikan dengan pihak-pihak terkait, termasuk bersama Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Leo Siegers,” tandasnya. Oegroseno menambahkan, Poldasu sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan pihakpihak berwenang untuk melibatkan pasukan elite TNI dalam merepresif teroris apabila diperlukan. Pasukan-pasukan elite itu, seperti Detasemen Jal Mangkara TNI AL, Detasemen Bravo 90 TNI AU, Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus TNI AD. Yang pasti, menurut mantan Kadiv Propam Mabes Polri ini, dalam penanganan pengejaran tersebut, penyelidikan tetap dilakukan mereka. “Jika memang nantinya diperlukan, akan kami koordinasikan. Itu pun nantinya akan dilakukan koordinasi untuk pencegahan karena penyelidikan tetap polisi yang melakukannya,” tandasnya.
Selain itu, kepolisian berencana berkoordinasi dengan pihak imigrasi yang berada di daerah Sumut dan kepolisian luar negeri untuk membantu mengungkap jaringan yang diduga teroris tersebut. “Kalau nantinya juga bisa koordinasi dengan imigrasi untuk mencegah dari penggunaan paspor. Bila perlu, kami koordinasikan dengan pihak Kepolisian Diraja Malaysia ataupun Singapura,” paparnya. Sementara itu,Tim Penanganan Terpadu Pemberantasan Teroris Polda Sumut terus memburu pelaku hingga kawasan pesisir pantai timur Sumatera dan perairan Sumut. Ketua Tim Penanganan Terpadu Pemberantasan Teroris Poldasu yang juga Wakil Kepala (Waka) Poldasu Brigjen Pol Syafrudin mengungkapkan, berdasar geografis lokasi penggerebekan sarang teroris di kawasan Tanjung Balai, Hamparan Perak, dan Belawan, ketiganya berada di kawasan pesisir pantai.
Kuat dugaan, para teroris bersembunyi di kawasan pesisir pantai timur Sumatera. Mereka tidak sekadar menyisir kawasan pantai timur yang dicurigai sebagai tempat persembunyian teroris,Poldasu juga melakukan penyisiran hingga perairan Sumut, yang meliputi pesisir pantai di kawasan Kabupaten Deliserdang, Belawan, hingga perairan Kabupaten Asahan. “Dari geografis lokasi penggerebekan, semuanya berada di daerah yang dekat dengan laut. Karena itu, Poldasu tidak hanya menyisir lokasi di kawasan permukiman padat penduduk, juga ke daerah pesisir pantai dan perairan wilayah Sumut,”tandasnya. Khusus penyisiran ke kawasan perairan, Poldasu telah berkoordinasi dengan Direktorat Kepolisian Air (Dirpolair) Poldasu dan Lantamal I Belawan.
Polisi Pasang CCTV
Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) dan jajarannya memperketat keamanan dengan memasang closed-circuit television (CCTV) di masing-masing polsekta daerah pinggiran.Poldasu juga mengerahkan sejumlah personel Brigadir Mobil (Brimob) Poldasu bersenjatakan lengkap. Kepala Kepolisian Daerah Sumut (Kapoldasu) Irjen Pol Oegroseno tadi malam menuturkan, mereka belum merencanakan pemasangan CCTV secara merata di masing-masing polsek jajarannya.
Pasalnya, belum ada perintah dari pusat (Mabes Polri) untuk melengkapi CCTV di masing- masing polsek. “Kalaupun mau dipasang, pastinya ada perintah dari pusat. Sebab, yang mendanai keperluan itu menunggu putusan dan anggaran dari pusat, tidak sembarangan,” paparnya. Untuk keperluan perlengkapan pengamanan, seperti pengadaan CCTV di masing-masing polsek jajarannya, Oegroseno menyatakan akan dilakukan jika ada dana anggaran dari pusat untuk itu. “Kalau ada anggarannya dari pusat untuk pengadaan CCTV di masing-masing polsek, kenapa enggak dipasang. Karena belum ada pendanaannya, pemasangan belum merata dilakukan di polsek. Jika terlihat sudah ada yang pasang, berarti inisiatif dari kapolseknya, itu malah lebih bagus lagi,” ungkapnya.
Mantan Kadiv Propam Mabes Polri ini menambahkan, mereka lebih menekankan kepada anggota untuk berbaur dengan masyarakat dan tidak tidur saat bertugas. “Yang pasti, kami tekankan kepada anggota untuk tidak tidur saat bertugas dan lebih berbaur dengan warga di warung-warung. Jangan dengan adanya CCTV bisa membuat anggota terlena saat bertugas,” paparnya. Berdasar pantauan SINDO di Polsekta jajaran Poldasu,pascapenyerangan Polsek Hamparan Perak, seluruh jajaran Polresta Medan dan Polres Pelabuhan Belawan terlihat sibuk melakukan pemasangan CCTV.Personel Brimob yang dipersenjatai lengkap itu hanya dikerahkan di polsek yang berada di pinggiran Kota Medan.
”Kalau di sini hanya dikasih senjata, kalau Brimob diturunkan di daerah pinggiran, seperti di Polsek Hamparan Perak itu. Kami hanya dilengkapi senjata laras panjang dan pemasangan CCTV,” ujar seorang anggota Intel yang tidak mau namanya disebutkan.
Perompak Bersenpi Sandera Kapal Nelayan
Perompakan oleh kawanan bersenjata api (senpi) kembali terjadi di perairan Belawan, Sumut. Kali ini,seorang nelayan bernama Muhammad Hussein, 45, warga asal Simpang Dobi, Kelurahan Titipapan, Medan Deli, disandera kawanan perompak dengan meminta tebusan Rp20 juta. Berdasar keterangan yang dihimpun, kekerasan itu terjadi Jumat (24/9) dini hari.
Hussein diculik kawanan pelaku saat mencari ikan menggunakan Kapal Motor (KM) MBF berbobot 50 gross ton (GT) asal Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB). “Kapal kami dirusak, sedangkan semua peralatan komunikasi dirampas. Jadi, kami tak bisa melapor kepada polisi maupun Lanal,” ungkap teman Hussein,Taufik, 30, yang dibebaskan pelaku, Sabtu (25/9) siang. Menurut Taufik, setelah merusak fasilitas komunikasi,kawanan pelaku langsung membawa Hussein ke kapal mereka dan selanjutnya kabur ke arah perairan Aceh Tamiang.
Taufik mengaku tidak mengetahui jumlah pasti pelaku. Namun, yang menyerang masuk ke kapal mereka berjumlah dua orang dan menggunakan senjata api laras panjang. “Mereka juga meminta tebusan Rp20 juta,” ungkapnya. Peristiwa itu pun memancing reaksi dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Medan.“ Ini tidak bisa didiamkan terus. Aparat hukum harus bertindak tegas,” ujar Ketua DPC HNSI Medan Azhar Ong. Azhar menyatakan, sepanjang tahun ini sudah delapan kasus perompakan terjadi di perairan Belawan. Ironisnya, tak satu pun kasus itu berhasil diungkap. Meski begitu,Azhar mengaku tak keberatan dengan tindakan keluarga korban yang mengadukan kasus itu ke Direktorat Polair Poldasu.
Dia hanya berpesan agar polisi menanggapi pengaduan itu dengan serius. Kepala Kepolisian Daerah Sumutera Utara (Kapoldasu) Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Oegroseno menyatakan, petugas telah melakukan koordinasi dengan Direktorat Kepolisian Air (Dirpolair) Poldasu untuk menindaklanjuti kasus perompakan tersebut. Mereka menyerahkan sepenuhnya kasus penanganan tersebut ke Dirpolair Poldasu. Kemarin, mereka telah menurunkan sejumlah personel untuk mengejar pelaku. “Sudah kami sebarkan sejumlah personel Dirpolair untuk pengejaran di Belawan,” tuturnya. Disinggung mengenai keterlibatan pelaku dengan perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan sekelompok orang bersenjata di Markas Polsekta Hamparan Perak yang terjadi, dia belum dapat memastikannya.
Oegroseno menambahkan, hingga sekarang, mereka masih mengejar dan mencari pelaku perampokan Bank CIMB Niaga serta pelaku penyerangan orang bersenjata di Markas Polsekta Hamparan Perak yang belum terungkap. “Yang pasti, anggota saya masih melakukan pengejaran di lapangan,” pungkasnya.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment