TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan perkembangan zaman, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara juga akan meningkat. Hal itu tentunya akan membuat tugas TNI menjadi lebih berat.
Hal itu dituturkan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pagi ini baru saja menerima jabatan tersebut dari Jenderal Djoko Santoso, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (02/10/2010).
Dalam surat keputusan presiden No 51 TNI 2010, dijelaskan bahwa Jenderal Djoko Santoso diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai Panglima TNI, dan mengangkat Laksamana TNI Agus Suhartono sebagai panglima yang baru.
Dalam kesempatan tersebut, Djoko Santoso, mengakui bahwa apa yang ia telah kerjakan belumlah seluruhnya sempurna, dan masih meninggalkan banyak tugas. Oleh karena itu, menurutnya militansi prajurit dan alutsista yang memadai diperlukan untuk menjawab tantangan tersebut.
"Militansi prajurit adalah keunggulan moral pantang menyerah, dan bersatu dengan rakyat, Saya berharap TNI mampu senantiasa menjaga kesatuan bangsa," ujarnya.
Selama ia menjabat, berharap kekuatan TNI dapat menjadi sesuatu yang ia sebut Trisula TNI, yaitu sebagai kekuatan yang militan dan profesional, sebagi kekuatan kultural dan sebagai kekuatan kesatuan bangsa.
Hal itu menurutnya adalah salah satu upaya dalam melakukan reformasi internal di tubuh TNI, sehingga dapat mempererat kesatuan TNI dan rakyat, serta mengatasi permasalahan rakyat.
Sumber: TRIBUN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment