"Ya itu kan sudah menjadi bagian dari pembinaan di TNI AU jadi, akan tetap dilanjutkan," katanya, di sela-sela kunjungan kerjanya ke China, Selasa (28/9/2010).
China telah memiliki simulator bagi para pilot-pilot pesawat jet tempur Sukhoi, mengingat China merupakan salah satu pengguna dan kini juga mulai memproduksi pesawat tempur asal Rusia itu.
"Indonesia sebagai pengguna Sukhoi, tentu sangat berkepentingan untuk membina para penerbangnya. Kebetulan China memiliki fasilitas simulator, jadi kita bisa gunakan itu," kata Sjafrie.
Pada kesempatan terpisah, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko mengemukakan, TNI Angkatan Udara belum berencana mengirimkan kembali para pilot Sukhoinya untuk belajar ke Negeri Tirai Bambu itu.
"Belum, kita belum akan kirim pilot kita ke China lagi untuk mengasah dan meningkatkan kemampuannya mengoperasikan Sukhoi," katanya.
Indonesia pada awal September 2010 telah memperkuat Angkatan Udaranya dengan tambahan tiga Sukhoi SU-27SKM.
Dengan kedatangan tiga Sukhoi itu, Indonesia kini telah memiliki 10 unit Sukhoi jenis SU-30MK, SU-27SK, SU-30MKM dan SU-27SKM.
Dua jenis terakhir merupakan pesawat Sukhoi generasi keempat. Namun, dengan penambahan tiga unit Sukhoi tersebut TNI Angkatan Udara belum akan menambah penerbangnya.
Sebelumnya, TNI Angkatan Udara telah mengirimkan 16 penerbang Sukhoinya untuk memperdalam kemampuannya di China.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment