SANGATA (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) masih harus meningkatkan latihan, dalam rangka mewujudkan ketangguhan daya tempur dan operasi udara menghadapi musuh. Saat ini, TNI AU harus berjuang keras untuk menambah alat utama sistem senjata (alustsista) canggih dan berteknologi tinggi yang disesuaikan dengan luas wilayah Indonesia.
"Karena keterbatasan anggaran, maka kita harus meningkatkan kualitas pasukan disamping menambah alutsista secara bertahap," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, usai menyaksikan latihan operasi udara yang dengan sandi Angkasa Yudha 2010, di Sangata Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (27/10).
Latihan operasi udara yang melibatkan 1235 prajurit TNI AU dari Koops TNI AU I dan Koops TNI AU II, Kohanudnas dan Kopaskhas ini mengambil tema Komando Tugas Udara dan Komando Pertahanan Udara Nasional Melaksanakan Operasi Udara di Kalimantan Timur Dalam Rangka Menegakan Integritas Kedaulatan NKRI.
Selain itu, Angkasa Yudha 2010 melibatkan pesawat-pesawat tempur canggih yang dimiliki TNI AU, seperti 4 unit Sukhoi buatan Rusia, 4 unit F-16 buatan Amerika Serikat (AS), 6 unit F-5 Tiger, 8 Hawk 109/209 serta 4 pesawat angkut personil Hercules, Casa dan Helikopter Puma.
Imam mengatakan, TNI AU sangat membutuhkan pesawat intai tanpa awak yang sudah masuk dalam renstra pertahanan Indonesia. Pesawat tanpa awak cukup membantu untuk mendukung operasi udara, seperti menentukan titik kordinat target atau sasaran.
"Setelah kita saksikan langsung dalam latihan, beberapa sasaran harus dihancurkan setelah dibombardir berkali-kali. Seharusnya, kita tak perlu lagi mengeluarkan banyak roket untuk menghancurkan satu target apabila ada pendukung untuk menunjukan kordinat sasaran," ujarnya.
Karena itu, ia menyakini, keberadaan pesawat intai tanpa awak semakin mengefektifkan daya tempur dan operasi udara yang dilaksanakan TNI AU uuntuk menangkal musuh. "Operasi udara itu tidak bisa langsung mengadakan pengeboman. Melainkan, operasi itu harus berdasarkan informasi intelijen, yang diawali dengan pesawat recognize," ujar KSAU.
Artinya, pesawat intai tanpa awak mampu mendeteksi posisi dan kekuatan musuh. "Dengan kedatangan pesawat tanpa awak, kita bisa mendeteksi lebih dini dan centre of gravity kedudukan musuh," ujarnya.
Bukan Politis
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Bambang Samoedro, menepis anggapan bahwa Angkasa Yudha 2010 dalam rangka pertunjukan aksi kekuatan udara Indonesia ke negara tetangga, Malaysia.
"Malaysia pasti tahu kalau kita sedang melaksanakan latihan operasi udara. Tapi, bukan berarti TNI AU pamer kekuatan," ujarnya.
Menurut Bambang, pemilihan Sangata sebagai latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha karena lokasinya cukup ideal untuk latihan penembakan dari udara ke darat (air to ground). Karena itu, menurut dia, Bukit Tinjau Sangata perlu dipertahankan dan dikembangkan sebagai area latihan militer TNI AU, TNI AL dan TNI AD.
Imam menjelaskan, pemilihan Sangata sebagai tempat puncak latihan juga ditinjau dari aspek kesiapan pangkalan sekitarnya.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan T/A-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment