REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso batal berangkat ke Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, setelah mendapatkan perintah untuk mengalihkan arah tujuan ke Mentawai, Sumatera Barat. "Hari ini (27/10), kapal itu seharusnya berangkat ke Wasior, namun semalam ada perintah dari Panglima TNI melalui KSAL agar keberangkatannya dibatalkan dan diarahkan menuju Mentawai," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Letkol Laut (Kh) Yayan Sugiana di Surabaya, Rabu.
Kapal dari unsur Koarmatim bernomor lambung 990 itu akan bertolak dari Dermaga Ujung, Surabaya, pada Kamis (28/10) pukul 10.00 WIB. Kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit terapung itu akan bertugas menjalankan misi kemanusiaan di lokasi gempa Mentawai selama satu bulan. "Sebelumnya kapal itu diproyeksikan berada di Wasior selama satu bulan. Makanya, tugasnya di Mentawai juga sama dengan proyeksi di Wasior," kata Yayan.
Kapal itu berangkat ke Mentawai dengan mengangkut bantuan logistik berupa makanan dan minuman serta obat-obatan yang sebelumnya diperuntukkan bagi korban bencana banjir bandang di Wasior. Selain itu, kapal buatan Korea Selatan yang sudah berpengalaman menangani korban bencana di Tanah Air itu membawa personel TNI-AL yang ditambah dengan 22 dokter dan perawat.
Mereka memiliki keahlian di bidang anestesi (bius), bedah tulang, bedah umum, kesehatan gigi, kulit dan kelamin, mata, THT, penyakit dalam, kesehatan umum, saluran pencernaan, saluran pernapasan, malaria, hipertensi, diabetes, dan kejiwaan.
Koarmatim masih menunggu perintah dari Panglima TNI dan KSAL untuk mengirimkan armada tambahan ke Mentawai. "Untuk sementara satu unit KRI ini dulu, karena di sana juga sudah ada KRI dari Koarmabar (Komando Armada RI Kawasan Barat)," katanya.
Sementara itu, di Wasior sampai saat masih terdapat lima unit KRI dari unsur Koarmatim, termasuk KRI Kalakay yang mengangkut bantuan logistik dari Manokwari.
Sumber: REPUBLIKA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment