ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Saturday, February 20, 2010 | 9:22 AM | 0 Comments

    TNI AU Tambah Tiga Radar di KTI


    MAKASSAR, KOMPAS - Guna mengoptimalkan pemantauan pertahanan udara di kawasan timur Indonesia atau KTI, TNI berencana membangun tiga radar sebagai tambahan untuk 17 radar yang dioperasikan selama ini. Ketiga radar tersebut akan dibangun di Timika dan Merauke, Provinsi Papua, serta Saumlaki, Maluku.

    Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat mengemukakan hal itu di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/2), seusai

    serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI AU II dari Marsekal Muda Yushan Sayuti kepada Marsekal Pertama R Agus Munandar. Yushan mendapat tugas baru sebagai Staf Ahli KSAU. Agus sebelumnya menjabat Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.

    Menurut Imam, cakupan radar untuk wilayah Indonesia selama ini baru mencapai 70 persen. ”Wilayah yang tidak terjangkau umumnya berada di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.

    Namun, Imam tidak mengungkapkan biaya pembuatan tiga radar tersebut. ”Tahun 2011, radar berikutnya akan dibangun di Singkawang, Kalimantan Barat,” kata Imam seraya menjelaskan, hal itu untuk untuk mengoptimalkan pemantauan perbatasan RI-Malaysia.

    Pembangunan tambahan radar-radar tersebut diharapkan dapat mengurangi kasus penerbangan gelap atau masuknya pesawat tempur ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.

    Selain radar, lanjut Imam, TNI AU saat ini juga mengupayakan peremajaan pesawat tempurnya. Rencananya akan didatangkan 16 pesawat tempur baru untuk mengganti armada yang sudah ada di Landasan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, dan Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

    Pesawat tempur yang akan diganti adalah tipe OV-10 Bronco (di Lanud Abdulrahman Saleh, Malang) dan tipe Hawk M-53 di Lanud Iswahjudi, Madiun. ”Indonesia ingin memperbarui armada yang sudah ada ke generasi teknologi yang lebih tinggi, seperti tipe Hawk F-5 Tiger,” ujar Imam.

    Pengadaan pesawat tempur ini tidak dilakukan melalui APBN, tetapi melalui mekanisme kredit ekspor atau pinja man lunak dari luar negeri.

    ”Pengadaan pesawat ter bang pada tahun 2010 ini juga berbarengan dengan kenaikan anggaran pemeliharaan sistem persenjataan. Kenaikan pagu anggaran melalui Kementerian Pertahanan bisa mencapai tiga kali lipat, menjadi 1,3 triliun (dari Rp 500 miliar pada 2009),” kata Imam.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.