ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, December 19, 2010 | 11:04 PM | 0 Comments

    Renumerasi Kemhan/TNI masih tertahan di Kemkeu


    Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan proses remunerasi atau kenaikan tunjangan kerja jajaran Kemhan dan TNI masih dalam proses perhitungan kebutuhan anggaran oleh Kementerian Keuangan (Kemkeu).

    "Masalah remunerasi bolanya sudah di Kemenkeu. Dia sedang menghitung grade. Kalau dari kita dan TNI semua data sudah kita serahkan. Mereka sedang kerja keras berapa yang dikasih untuk Kemhan dan TNI," kata Dirjen Renhan Marsekal Muda TNI Bonggas Silaen, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/12).

    Menurutnya, besaran yang dibutuhkan untuk remunerasi Kemhan dan TNI mencapai anggaran Rp17,8 triliun. Diharapkannya, proses reformasi birokrasi yang berimplikasi terhadap kenaikan tunjangan kinerja itu akan selesai pada akhir 2010.

    Terkait pernyataan Menpan bahwa belum bisa turunnya remunerasi karena reformasi birokrasi Kemhan belum berjalan dan masih ada kebocoran, Bonggas membantah dengan reaksi keras.

    "Itu tidak benar, justru Kemhan dan TNI bertahan supaya brevet khusus dan harus dibayar. Kalau tunjangan brevet dihapus nggak ada lagi yang mau jadi pilot, Kopassus. Jadi kami minta ini harus tetap ada. Bisa dibayangkan kalau gak ada tunjangan penerbang. Ini sebenarnya yang menjadi perdebatan. Kemenkeu menyamakan ke mereka. TNI beda, ada kopassus, penyelam, paskhas, penembak ulung, jihandak," papar dia.

    Sumber : PRIMAIRONLINE

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.