ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, March 30, 2011 | 9:30 AM | 1 Comments

    60% dari Rp 4,8 T Anggaran AS di Libya Habis untuk Bom & Misil

    Washington DC - Amerika Serikat (AS) telah menghabiskan dana US$ 550 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun untuk operasi militer yang baru beberapa hari dilakukan di Libya. Dari dana itu, 60 persennya dipakai untuk pengadaan bom dan misil.

    Sisanya sebanyak 40 persen digunakan untuk biaya membawa pasukan ke wilayah operasi. Demikian kata pejabat Departemen Pertahanan AS seperti dikutip Reuters, Rabu (30/3/2011).

    Triliunan rupiah tersebut, rupanya menimbulkan beban bagi AS. Karena itu, mereka berharap hanya akan mengeluarkan dana US$ 40 juta per bulan saja setelah operasi militer di negeri Muammar Khadafi itu dikendalikan oleh NATO.

    Biaya operasi militer di Libya, yang sementara masih lebih kecil dibanding dengan perang Irak dan Afganistan, juga dikhawatirkan akan memperburuk tingkat belanja pertahanan AS secara keseluruhan.

    Sementar itu, Juru Bicara Pentagon, Komandan Angkatan Laut Kathleen Kesler mengatakan, sulit untuk memperkirakan besaran biaya operasi di Libya untuk hari-hari ke depan.

    Namun, ia mengharapkan, AS tinggal mengeluarkan US$ 40 juta lagi dalam 3 Minggu mendatang, sebab AS telah mengurangi pasukannya setelah NATO mengambil alih tanggung jawab di Libya.

    Analis pertahanan Byron Callan mengharapkan operasi militer AS di Libya tidak berdampak pada perdagangan saham pertahanan di AS. Sebab, saat ini pesawat-pesawat tempur AS telah ditempatkan di pangkalan di Italia, sehingga mengurangi penerbangan untuk mengisi bahan bakar.

    Dalam 24 jam terakhir, sekutu setidaknya telah menembakkan kembali 22 misil Tomahawk ke pasukan pendukung kolonel Muammar Khadafi. Pasukan koalisi juga melakukan 115 kali serangan untuk melumpuhkan musuh.

    Hari Minggu lalu, NATO akhirnya setuju untuk mengambil alih kendali penuh operasi militer di Libya dari AS, yang telah berjalan sejak 19 Maret 2011. Operasi ini dilakukan untuk menegakkan zona larang terbang dan melindungi masyarakat sipil Libya dari pasukan Khadafi.

    Sumber: DETIK

    Berita Terkait:

    1 komentar:

    F 14 TOMCAT said...

    minyak nya ente rampok,,ketutup tuh biaya perang...lebihnya buanyak bangets...dasar amerika rampok!!!!!!

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.