ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, May 10, 2011 | 9:34 AM | 0 Comments

    WikiLeaks: China Memberikan Radar Gratis Ke Timor Leste Untuk Kegiatan Intelgen

    Jakarta - Situs pembocor data, WikiLeaks melansir dokumen rahasia kawat diplomatik Amerika Serikat yang menyebut niat China membangun basis mata-mata di Timor Leste--bekas provinsi ke-27 Indonesia. Itu diketahui dari proposal pembangunan dan operasional fasilitas radar di pantai utara Timor Leste yang diajukan pada Desember 2007.

    Namun, menurut dokumen itu, rencana itu gagal. Seperti dimuat situs berita Australia, The Age, 10 Mei 2011, pemerintah Timor Leste menaruh curiga. Atas hasil konsultasi dengan Amerika Serikat dan Australia, lamaran itu ditolak.

    Saat diplomat China bersikeras pada rekan-rekannya di AS bahwa Timor Leste "tak punya arti strategis" untuk Beijing, pada Februari 2008, Kedutaan AS di Dili justru melapor ke Washington, bahwa Wakil Perdana Menteri, Jose Luis Guterres, telah meminta pertimbangan Duta Besar AS, Hans Klemm, soal pendekatan dari perusahaan militer China yang menawarkan radar gratis untuk memonitor pelayaran di Selat Wetar.

    Awalnya, tawaran itu dianggap menarik, untuk mengatasi persoalan pencurian ikan (illegal fishing) di perairan Timor Leste. Namun, Guterres curiga ada udang di balik batu dari tawaran gratis itu. "Salah satunya, radar itu diawaki oleh teknisi Cina," kata Guterres kepada kedutaan AS. Ia juag mengaku khawatir, radar tersebut akan digunakan untuk tujuan lain: intelijen.

    Diduga, peralatan itu justru bisa digunakan memperluas perimeter radar intelijen China jauh ke pelosok Asia Tenggara. Apalagi, perairan dalam Selat Wetar yang memisahkan perairan timur laut Timor Leste dari Pulau Wetar, Indonesia. Pulau Wetar dilaporkan digunakan sebagai lokasi transit kapal Angkatan Laut AS termasuk kapal selam nuklir saat melintas dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia.

    Sebuah sumber intelijen pertahanan Australia mengatakan, Australia pun menduga usulan China tersebut adalah salah satu bagian dari kegiatan memperluas basis intelijen Tiongkok di Asia dan sekitarnya.

    Diplomat AS di Dili melaporkan bahwa Presiden Jose Ramos-Horta, Guterres, dan Menteri Pertahanan, Julio Pinto, telah "berulang-ulang dan secara eksplisit" menegaskan bahwa kerjasama pertahanan dan keamanan Timor Leste terbatas pada mitra demokrasi: Australia, Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang.

    Sementara, bantuan pertahanan China terbatas pada proyek-proyek konstruksi, bantuan pelatihan, dan bantuan kapal patroli berusia 40 tahun dari Shanghai.

    Sumber: VIVA News

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.