Edisi Rabu (17/8/2011) harian Chosun Ilbo di Seoul, memuat laporan yang mengatakan pihak Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) Korsel tengah mengembangkan rudal jelajah anti-kapal supersonik untuk menghadapi ancaman selain dari Korea Utara (Korut), musuh tradisional Korsel.
"Rudal jelajah supersonik anti-kapal ini bertujuan mempertahankan negara dari ancaman laut dari negara-negara lain di kawasan di luar Korea Utara," demikian laporan yang dimuat hanya tiga hari setelah kapal induk pertama China mengakhiri uji pelayaran perdananya, hari Minggu lalu.
Chosun Ilbo menambahkan, rudal baru ini akan dikembangkan berdasarkan desain rudal jelajah Yakhont buatan Rusia. Rudal versi Korsel ini dirancang akan melesat hingga kecepatan 2,5 kali kecepatan suara pada ketinggian rendah di atas permukaan laut, sehingga sulit dideteksi dan dilacak.
Rudal dengan daya jangkau 300 kilometer ini diharapkan siap dioperasikan dalam waktu tiga atau empat tahun mendatang. "Riset menyeluruh untuk pengembangan rudal antikapal ini telah mulai dilakukan di ADD selama bertahun-tahun," ungkap koran tersebut, yang mengutip seorang sumber di pemerintah Korsel yang tak disebut namanya.
Awal pekan ini, Taiwan juga dikabarkan sedang mengembangkan varian rudal anti-kapal Hsiung Feng III yang berdaya jangkau lebih jauh, memiliki hulu ledak lebih besar, dan bisa ditembakkan dari peluncur mobil di darat. Rudal Hsiung Feng III sendiri adalah rudal yang diklaim sebagai "pembunuh kapal induk" dan saat ini sudah dioperasikan di kapal-kapal fregat Taiwan.
Uji pelayaran perdana kapal induk China pekan lalu membuat negara-negara di kawasan makin was-was dengan perkembangan militer negara tersebut. AS dan Jepang secara resmi meminta Beijing menjelaskan mengapa negara itu membutuhkan kapal induk, salah satu alat utama sistem persenjataan yang dinilai bersifat ofensif.
Selain mencoba kapal induk, tahun ini China juga memamerkan pesawat tempur berteknologi stealth (siluman, tak terdeteksi radar) pertama dan mengakui pengembangan rudal pembunuh kapal induk Dong Feng DF-21D, yang disebut-sebut mampu "membunuh" kapal-kapal induk AS. China menegaskan semua persenjataan itu hanya akan digunakan untuk bertahan, bukan untuk menyerang negara lain.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
KOREA
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Kemhan : Butuh 1.5 Triliun Untuk Membangun Galangan Kapal Selam
- Kemhan Optimis Lanjutkan Proyek Kapal Selam dengan Korsel
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- Jubir Kemhan Klarifikasi Alasan Korsel Batasi Indonesia Belajar Kapal Selam
- PT PAL : ToT Kapal Selam Korsel Rugikan Indonesia
- September 2013, Indonesia Kedatangan T-50 Golden Eagle
- Temui Presiden, Menlu Korsel Janjikan Peningkatan Kerjasama Pertahanan
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2014, PT PAL Akan Mulai Produksi Kapal Selam
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Doosan DST Kirim Tarantula 6x6 Kepada Indonesia
- Komisi I : Penundaan Sepihak Proyek KFX Ganggu Hubungan RI-Korsel
- Ini Alasan Korsel Tunda Proyek Pesawat Tempur KFX
- KSAU : TNI AU Tolak Hibah Pesawat Tempur F-5 Korsel
- Menhan : KFX Ditunda, Karena Indonesia Dan Korsel Ingin Buat Selevel F-35
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- KAI Gelar Seminar "2013, KFX Harus Segera Diimplementasikan"
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Menhan Masih Mempertimbangkan Hibah F-5 Dari Korsel
- Korsel Paham Kekuatiran Indonesia Atas Penundaan KFX
- EADS Menantang Boeing Dan Lockheed Martin Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- TNI AL Setujui 50 Desain Awal Kapal Selam Buatan DSME
0 komentar:
Post a Comment