ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, January 31, 2012 | 4:26 PM | 0 Comments

    Komisi I Berharap Pemerintah Mengalokasikan 25% Untuk Industri Pertahanan Nasional

    Jakarta - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq menegaskan DPR mempercepat penyelesaian Rancangan Undang-Undang (RUU) Industri Pertahanan Nasional. Langkah itu harus diambil DPR agar penyerapan anggaran untuk pemenuhan alat utama Sistem pertahanan (Alutsista) secara optimal mengalir kepada BUMN industri pertahanan dalam negeri.

    "RUU tentang Industri Pertahanan Nasional antara lain memuat ketentuan yang berlaku terhadap penggunaan Alutsista produksi dalam negeri. Dengan demikian diharapkan setelah UU itu diperlakukan akan mampu mempercepat produksi Alutsista dari dalam negeri sendiri dengan pembiayaan APBN," kata Mahfudz Siddiq, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (31/1).

    Selain itu, Mahfudz juga menilai keinginan pemerintah memodernisasi Alutsista TNI dengan memprioritaskan produksi dalam negeri masih belum terlihat. "Hingga tahun 2011 lalu, baru sekitar 13 persen menyentuh produksi dalam negeri," ungkapnya.

    Untuk tahun 2012 hingga 2015 pemerintah menargetkan belanja Alutsista sebesar Rp150 triliun dan hanya sekitar 15 persen yang bakal dibelanjakan untuk produksi dalam negeri. "Artinya 85 persen dari Rp150 triliun belanja Alutsista bakal lari ke luar negeri," tegas politisi PKS itu.

    Kalau seperti itu komposisinya, kata Mahfudz, maka Indonesia akan semakin sulit mewujudkan kemandirian dalam industri pertahanan karena belanja alutsista dari produksi dalam negeri sangat rendah. Meski demikian, lanjut Mahfudz, menjelang RUU itu selesai, DPR akan tetap mendorong Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk memprioritaskan belanja Alutsista dari produksi dalam negeri.

    "DPR menawarkan ke pemerintah agar pada tahun 2014, belanja Alutsista untuk produksi dalam negeri mencapai 25 persen dan seluruh proses revitalisasi dan sinkronisasi seluruh industri BUMN industri strategis segera dituntaskan," ujar Mahfudz.

    Sumber : JPNN

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.