Rio de Janeiro, Rabu - Menteri Pertahanan Brasil Nelson Jobim Made menegaskan penolakan atas campur tangan militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara atas keamanan di Amerika Latin. Brasil menyatakan, kawasan merupakan tanggung jawab sejumlah negara di Amerika Latin.
”Keberadaan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) di kawasan ini tidak tepat,” kata Jobim, Kamis (16/9), kepada wartawan Brasil sebagaimana dikutip kantor berita UPI. ”Cara-cara pengamanan di dua sisi Atlantik jelas berbeda,” ujar Jobim.
Brasil menentang manuver NATO, terutama Amerika Serikat, yang berniat menancapkan kuku pertahanan di kawasan. Brasil juga ingin mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan di kawasan lewat sebuah kursi permanen di Dewan Keamanan PBB, yang diupayakan Presiden Brasil Luiz Inacio ”Lula” da Silva lewat lobi-lobi dengan sejumlah anggota PBB.
Sejak 2008, Lula da Silva sudah mencanangkan program regenerasi militer. Hal ini juga terkait dengan penemuan sejumlah lokasi pertambangan minyak di Brasil. Pengembangan kekuatan militer juga didorong kesadaran Brasil sebagai salah satu kekuatan utama kawasan yang sedang bertumbuh.
Brasil ingin menekankan hubungan yang setara dengan NATO. Untuk memperkuat ambisi itu, Brasil juga menekankan tentang perlunya kerja sama pertahanan dengan sejumlah negara di kawasan, termasuk Argentina. ”Brasil ingin menjadi kekuatan utama setelah menyadari posisinya di kawasan,” kata pakar hubungan internasional dari Akademi Angkatan Laut Brasil, Sabrina Medeiros.
Belanja senjata
Sehubungan dengan itu, Brasil kini sedang gencar mengadakan jenis-jenis persenjataan untuk mendukung ambisinya. Kedutaan Besar Inggris di Brasil, Selasa lalu, mengungkapkan, Inggris kini berusaha memenuhi pesanan Brasil untuk membuat 11 kapal perang untuk memperkuat pertahanan laut.
Hal ini ditujukan untuk menjaga cadangan minyak yang banyak ditemukan di lepas pantai negara itu. Brasil pada tahun 2007 menemukan ladang minyak besar di lepas pantai Rio de Jeneiro dan Sao Paulo. Penemuan tersebut dapat membawa Brasil menjadi penghasil minyak terbesar dalam 20 tahun mendatang, yang akan mampu memproduksi 7,9 miliar barrel.
”Menteri Pertahanan Inggris Gerald Howarth telah menyampaikan hal tersebut kepada Panglima Angkatan Laut Brasil Julio Soares de Moura Neto,” ungkap keterangan pers Kedubes Inggris di Brasil.
Howarth mengungkapkan, telah mewaspadai Brasil tentang kemungkinan ada tawaran internasional lain menyangkut pertahanan. Namun, lanjut Howarth, Inggris punya keyakinan tentang bobot kontrak pertahanan Inggris-Brasil karena merupakan proyek antarpemerintah.
Howarth menegaskan, permintaan Brasil bahwa kontrak tersebut meliputi paket alih teknologi secara penuh bukan merupakan halangan.
Ia menambahkan, Inggris memiliki pengalaman luas dalam hal ini, seperti kesepakatan kontrak penjualan pesawat tempur ke India yang juga meliputi alih teknologinya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment