DIPULANGKAN: Tiga jenazah teknisi Sukhoi dimasukkan ke pesawat Antonov 124-100 di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, kemarin, untuk dipulangkan ke Rusia.
MAKASSAR (SINDO) – Kematian tiga orang teknisi pesawat tempur Sukhoi di kompleks Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dijamin tidak akan memengaruhi hubungan kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
Hal tersebut ditegaskan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Marsma TNI Agus Supriatna. Dia mengungkapkan,Pemerintah Rusia sudah berkomitmen akan terus melakukan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya dalam pembelian pesawat canggih tersebut. ”Hubungan kita tidak ada masalah sampai sekarang dan tetap berjalan bagus.Buktinya Rusia langsung mengirim tiga orang timteknisi Sukhoi sebagai pengganti yang meninggal,”ujarnya,kemarin. Bahkan, kata Agus, sudah ada komitmen dari Rusia untuk menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kematian ketiga warga negaranya kepada petugas Polri dan TNI AU.
Agus yang ditemui di sela-sela pemulangan ketiga jenazah tim pesawat Sukhoi di Lanud Sultan Hasanuddin menjelaskan, sudah tidak ada lagi masalah mengenai kasus keracunan zat metanol (spiritus) tersebut. Ketiga jenazah tim Sukhoi yang dipulangkan ke Rusia, yakni Alexander Poltorak Meksandre, Vorovin Sergei,dan Koronov Viktor Sapanov.Mereka meninggal dunia pada Senin (13/9) lalu. Jenazah ketiganya diangkut menggunakan pesawat Antonov AN-124-100.Antonov tersebut merupakan pesawat yang mengangkut tiga unit Sukhoi jenis SU-27 SKM ke Lanud Hasanuddin pada bulan ini. Proses pemulangan ketiganya berlangsung pukul 15.30 Wita.
Dua jam sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat juga hadir di Lanud Hasanuddin dan sempat melakukan pertemuan tertutup dengan Danlanud Agus Supriatna dan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman. Belum diketahui isi pembicaraan antara para jenderal tersebut.Agus Supriatna menegaskan, KSAU datang ke Makassar hanya transit dan tidak berhubungan dengan kematian ketiga tim teknisi Sukhoi. Ketua Tim Forensik RS Bhayangkara Polda Sulselbar dr Mauluddin Mansyur mengungkapkan, dalam kepulangan ketiga warga Rusia tersebut juga diikutkan sertifikat kematian internasional serta sejumlah barang pribadi milik korban. Menurut dia, zat metanol yang menewaskan ketiga warga Rusia ini merupakan racun pembunuh yang bekerja dalam tempo lambat.
Waktu kerjanya antara 12 jam sampai 48 jam setelah mengonsumsi zat itu.”Jika korbannya tidak meninggal dunia,bisa saja zat beracun ini menyebabkan gangguan pada penglihatan,”katanya. Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan kasus kematian tiga teknisi Sukhoi tidak memengaruhi proses perakitan pesawat tersebut. Purnomo menjamin penyelesaian pekerjaan perakitan akan sesuai rencana. Dia mengatakan rencana tiga pesawat Sukhoi itu akan terbang perdana pada peringatan HUT TNI pada 5 Oktober mendatang. “Tanggal 5 Oktober tiga Sukhoi kita terbang,” ujar Purnomo saat mengunjungi SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
Tiga Sukhoi tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyempurnakan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI,khususnya melengkapi kekuatan Skadron Sukhoi hingga mencapai 16 unit pesawat. Saat ini jumlah pesawat tempur yang dipunyai Skadron Sukhoi telah mencapai 10 unit.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment