
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) siap mengucurkan pinjaman sebesar 80 juta dollar AS atau setara Rp 720 miliar kepada PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk pembuatan tiga unit pesawat CN 235-220 pesanan TNI AL. ”BRI Cabang New York memenangkan seleksi tender pembiayaan kredit ekspor untuk PT DI,” kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis kemarin. Menurut Budi, penetapan BRI sebagai kreditur setelah melalui seleksi yang mengalahkan empat bank lainnya, yaitu BNI Cabang Singapura, BNP Paribas (Prancis), Credit Suisse (Swiss), dan Nord LB (Jerman).
BRI Kucurkan Rp720 Miliar untuk PT Dirgantara Indonesia
"BRI Cabang New York memenangkan seleksi tender pembiayaan Kredit Ekspor untuk PTDI," kata Direktur Utama PTDI Budi Santoso, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
Menurut Budi, penetapan BRI sebagai kreditur setelah melalui seleksi yang mengalahkan empat bank lainnya, yaitu BNI Cabang Singapura, BNP Paribas (Prancis), Credit Suisse (Swiss) dan Nord LB (Jerman).
"Kementerian Keuangan pada bulan Agustus memutuskan BRI sebagai pemenangnya. Ini satu kebanggan bagi kita bahwa bank lokal mengalahkan bank asing," ujar Budi.
Langkah selanjutnya, Bank BRI-Kementerian Keuangan dan PTDI akan menandatangani perjanjian kredit yang diharapkan sebelum akhir September 2010.
"Penyerahan pesawat akan pada 2012, atau dua tahun setelah penandatangan komersial kredit," ujar Budi.
Ia melanjutkan, jenis pesawat pesanan Dephan merupakan desain konfigurasi hasil kajian dan analisa mendalam dengan Pusat Penerbangan TNI AL.
Tiga unit pesawat tersebut merupakan pesanan tahap pertama dari enam pesawat yang dipesan TNI AL pada rencana strategis 2010-2014.
Budi menuturkan, pihaknya juga sedang mengerjakan satu unit helicopter super puma jenis cougar pesanan TNI AU.
Nilai kontrak pesanan TNI AU sebesar Rp179 miliar itu, merupakan bagian dari program fasilitas pembiayaan dalam negeri.
"Ini merupakan terobosan baru, di mana bank lokal memberikan pinjaman kepada PT DI," ujarnya.
Pada saat, PTDI memiliki kontrak pesanan pesawat dan komponen pesawat senilai Rp2,6 triliun, dengan jangka waktu penyelesaian 1 tahun hingga 10 tahun ke depan.
"Kontrak pembuatan komponen AirBus, pesanan helicopter dari sejumlah negara, kontrak perawatan pesawat," tegasnya.
Pada tahun ini, PTDI mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp225,11 miliar, dari Rp7,3 miliar tahun 2009.
Sedangkan belanja operasional ditargetkan mencapai Rp1,63 triliun, dari sebelumnya Rp889,7 miliar.
Sumber: KOMPAS / ANTARA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Pesawat Angkut
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Australia Siap Kirim Pesawat Hercules Ke Indonesia
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Indonesia Sepakat Membeli 5 Pesawat Hercules Eks. Australia
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Pesawat R80, The Next N-250 Buatan PT RAI
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Menristek : Indonesia Akan Mengembangkan N-219, N-245 Dan N-270
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- 2018, Habibie Akan Hadirkan Pesawat Penerus N-250
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
0 komentar:
Post a Comment