JAKARTA--MI: Indonesia akan berupaya memperkecil defisit neraca perdagangan dengan Rusia tidak hanya dengan meningkatkan ekspor dan mengundang investasi. Potensi produk berkualitas dengan harga bersaing dari negeri beruang merah ini membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pusat perakitan dan pelabuhan penghubung (port hub) regional untuk pemasaran produk tersebut.
"Tentu upaya meningkatkan ekspor nonmigas dan mengundang investasi dari Rusia tetap menjadi prioritas utama. Namun kita melihat ada potensi untuk menjadi pusat perakitan dan pelabuhan penghubung untuk produk Rusia untuk dipasarkan ke negara lain di Asia, Australia, dan Selandia Baru," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat pertemuan Misi Dagang Indonesia-Rusia di Moskow, Rusia, Rabu (15/9) malam lalu.
Menurutnya, berbagai produk canggih berteknologi tinggi dari Rusia bisa bisa dikembangkan untuk dirakit di Indonesia untuk selanjutnya diekspor ke negara lain.
"Target utama tentu supaya mereka pada akhirnya bisa berinvestasi di Indonesia. Namun sejalan dengan itu, kita tawarkan dulu pelabuhan kita menjadi regional port hub untuk produk Rusia," tuturnya.
Tidak hanya itu. Kemungkinan kerja sama lebih jauh untuk perakitan peralatan tempur produksi Rusia di Indonesia.
"Pemerintah telah membentuk tim bersama untuk mengkaji pembelian beberapa peralatan tempur setelah pembelian jet tempur Sukhoi. Pilihan lainnya adalah melanjutkan kerja sama lebih jauh atau akan ada kerja sama yang baru misalnya membuka perakitan pesawat tempur di dalam negeri. Kita punya fasilitas di PT Dirgantara Indonesia, Bandung," ujar Mari.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment