Turki telah memberi jamin kepada Amerika Serikat bahwa negara itu akan "berhati-hati sepenuhnya" untuk melindungi teknologi AS dan NATO yang sensitif, kata Letnan Kolonel AD AS Tamara Parker, seorang jurubicara Departemen Pertahanan AS, Jumat. Ia melukiskan, pemerintah Turki berkomitmen pada aliansi NATO dan keberlanjutan hubungan yang kuat dengan AS. "Sepanjang pengetahuan kami yang pasti, pesawat tempur F-16 buatan AS tidak dilibatkan dalam pelatihan itu," kata Parker.
Menurut laporan-laporan pers Turki, latihan itu terjadi pada 20 September hingga 4 Oktober di pangkalan udara Konya di wilayah Anatolia di Turki tengah.
Beberapa pakar AS melukiskan latihan itu sebagai upaya untuk menekankan kemampuan China untuk beroperasi melewasti wilayahnya. David Finkelstein, direktur Studi China di kelompok riset CNA di Alexandria, Virginia, mengatakan, mungkin akan menjadi yang pertama kali angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China terlibat dalam pelatihan gabungan dengan sebuah negara NATO. "Sesungguhnya, ekspedisi PLA yang baru mulai sedang dilakukan," kata Finkelstein.
Pejabat Pentagon lainnya, yang minta tidak disebutkan namanya, mengatakan indikasi yang ada bahwa angkatan udara Turki telah menerbangkan pesawat-pesawat tempur Phantom F-4, yang digunakan secara luas pada saat Perang Vietnam, sementara China menerbangkan SU-27 buatan Rusia.
Manuver China-Turki itu terjadi sebelum kunjungan Perdana Menteri Wen Jiabao ke Turki pekan ini. Turki dan China bermaksud melipat-tigakan perdagangan dua arah menjadi senilai 50 miliar dollar AS setahun pada tahun 2015 berdasarkan kemitran strategis baru, kata Wen pada konferensi pers di Ankara, Jumat, dengan Perdana Meneri Turki Tayyip Erdogan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment