Jakarta, (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan persiapan pelaksanaan latihan penanggulangan bencana alam ASEAN atau ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise (ARF-DIREx) di Manado, Sulawesi Utara, Maret 2011 sudah mencapai 33 persen.
"Saat ini persiapannya sudah 1/3 jalan karena Manado dari segi geografi memenuhi syarat dan dari segi strategis mempunyai posisi yang sangat bagus. Manado juga sudah punya pengalaman di dalam manajemen kegiatan-kegiatan internasional seperti Sail Bunaken 2009," katanya usai meninjau Pulau Bunaken, Sulut yang akan menjadi lokasi latihan, Sabtu.
Menurut dia, alasan pemilihan Manado karena beberapa aspek yakni aspek politik (keputusan ARF), posisi strategis Sulut dan aspek pengalaman dan kepemimpinan.
"Aspek yang ingin dicapai dalam pelaksanaan ARF DIREx 2011 yakni aspek manajemen dalam menanggulangi bencana alam dan aspek industri wisata.
Target dalam pelaksanaan ARF DIREx 2011 tersebut menyamakan persepsi dalam mekanisme penanggulangan bencana secara internasional, sehingga perlu ada penanganan persiapan tata cara dan mekanisme yang sama di 27 negara yang akan menjadi peserta latihan.
Menurut dia, peran pemerintah daerah sangat besar agar pelaksanaan latihan internasional ini bisa berjalan dengan baik.
Sjafrie juga berharap latihan internasional penanggulangan bencana itu akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus memberikan pengarahan langsung terhadap penanggulangan bencana alam tingkat nasional.
Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sarana transportasi baik udara, darat dan laut agar negara peserta bisa dengan mudah mengikuti latihan itu.
"Kesiapan kita dalam pelaksanaan ARF DIREx tersebut sudah mencapai 30 persen. Semua elemen masyarakat, pemerintah daerah serta panitia pelaksana akan terlibat dalam pelatihan tersebut," katanya.
Menurut dia, acara ARF-DIREx akan berdampak terhadap peningkatan pemahaman dan kemampuan para pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, masyarakat) dalam penanggulangan bencana dan peningkatan jumlah wisatawan, baik domestik maupun internasional di Sulut.
"Akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisata yang sangat signifikan. Kami akan menjamu peserta latihan dari beberapa negara tersebut layaknya seperti turis," ujarnya.
Negara yang akan menjadi peserta latihan internasional penanggulangan bencana ini antara lain Australia, Amerika Serikat, Kamboja, India, Indonesia, Filipina, Thailand, Jepang, Singapura, Malaysia, Kanada, Papua Nugini dan New Zealand.
Bentuk kegiatan nantinya adalah bagaimana menanggulangi bencana ketika ada gempa bumi 7,5 skala richter yang disertai gelombang laut tsunami.
Skenario utama latihan simulasi gempa bumi dengan skala 7,5 SR dan tsunami di Sulut, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan perumahan warga dan infrastruktur, serta tidak berfungsinya fasilitas publik.
Untuk elemen utama latihan, kegiatan akan difokuskan pada aktivitas koordinasi di posko penanggulangan bencana, kegiatan evakuasi dan identifikasi, distribusi logistik dan kesiapan lokasi. Latihan itu sendiri akan dilaksanakan di beberapa lokasi seperti Bandara Sam Ratulangi, Pelabuhan Manado, Bitung dan Wori, Pulau Mantehage, Pulau Siladen, Pulau Bunaken, Desa Wori, Desa Minaesa dan Desa Kimabajo.
Tiap negara akan menyiapkan alat-alat transportasi, medis dan lainnya seperti Indonesia akan menyiapkan tiga heli SAR (Basarnas dan TNI AU), pesawat C-130/Hercules, CN-235/Cassa.
Jepang menyiapkan empat helikopter, 'Hovercraft LCAC', 'Medical Evac System', 'mobile wx system'; Singapura siapkan 'basic rescue USAR Equip', 'helikopter Chinook', 'basic medical kits'; Amerika Serikat siapkan medical unit, satu skuadron helikopter, logistik dan lainnya.
Sumber: ANTARA SUMBAR
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment