"KRI Lemadang 806 menggantikan KRI Pati Unus 384 yang telah melakukan patroli di perairan tersebut demi menjaga keamanan di perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan perairan China Selatan," kata Parno di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan, patroli tersebut sifatnya hanya meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman keamanan di wilayah laut Indonesia. "Meskipun perairan Kalbar tidak terlalu rawan terhadap ancaman masuknya teroris maupun pencurian ikan, tetapi tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan," kata Parno.
KRI Lemadang 806 merupakan kapal patroli cepat kelas Todak milik TNI-AL. Bertugas sebagai armada patroli cepat yang beroperasi di laut dangkal, dan sebagai kapal perang anti kapal permukaan, kata Danlanal Pontianak.
"Sudah menjadi tugas TNI-AL, yakni menjaga kedaulatan Negara Kesatuan RI, terutama di kawasan perairan yang rawan terjadi pelanggaran hukum," kata Parno.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arafura, dan perairan utara Sulawesi Utara.
Pelaku pencurian ikan di perairan Indonesia, yaitu nelayan asal Vietnam, Thailand, RRC dan nelayan dari Malaysia.
Perairan Kalbar termasuk dalam Zona III bersama Natuna, Karimata dan Laut China Selatan dengan potensi ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahun. Jenis ikan bervariasi seperti tongkol, tenggiri dan cumi-cumi.
Luas areal perairan Kalbar sampai Laut China Selatan seluas 26.000 km, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak dan 15.500 hektare laut.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment