
Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR RI meminta Kementerian Pertahanan (Kemenhan) berani melakukan perampingan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungannya.
Anggota Komisi I DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa perampingan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kepada prajurit TNI.
Nurhayati mengatakan, banyaknya jumlah PNS tidak sebanding dengan jumlah prajurit TNI sehingga anggaran yang disediakan pemerintah untuk Kemenhan habis untuk membayar gaji pegawai negeri sipil tersebut.
"Harus ada keberanian untuk melakukan right sizing atau perampingan terhadap jumlah PNS sehingga kesejahteraan prajurit TNI itu bisa terpenuhi. PNS tersebut bisa dialihkan ke BUMNIS. Bagaimana meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI, bila penunjangnya juga harus disejahterakan," kata Nurhayati dalam refleksi akhir tahun Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta itu.
Ia juga meminta kepada Kementerian Pertahanan untuk tidak lagi menggunakan Kredit Ekspor guna membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Komisi I DPR RI minta kepada Menteri Pertahanan untuk tidak lagi menggunakan Kredit Ekspor membeli alutsista. Sebab, hingga kini Kementerian Pertahanan masih menggunakan Kredit Ekspor untuk pembelian alutsista, seperti pembelian pesawat Sukhoi. Penggunaan KE itu menelanjangi kita," kata Nurhayati.
Ia menyarankan, Kementerian Pertahanan sebaiknya menggunakan dan memberdayakan industri pertahanan dalam negeri seperti PT Dirgantara Indonesia (DI), PT PAL, PT Pindad, PT Dahana, dan PT LEN Industri dalam rangka memenuhi kebutuhan alutsista TNI tersebut.
"Kementerian Pertahanan harus memberdayakan BUMNIS untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI karena BUMNIS yang kita miliki sangat baik kualitasnya," kata Nurhayati.
First Vice Presiden Inter Parliementary Union Woman Coordinating Committee (Forum Parlemen Dunia) itu menambahkan, pemberdayaaan industri pertahanan dalam negeri juga memberikan keuntungan lain, yakni peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu orang.
"Kemenham sebaiknya berdayakan BUMNIS ini, Perbankan kita sekarang sudah sehat, mampu memberikan kredit untuk BUMNIS. Pemberdayaan BUMNIS itu bisa menciptakan dan menyerap tenaga kerja hingga ratusan ribu orang yang akhirnya mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI tersebut.
Ia menambahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga mendukung kebijakan untuk memberdayakan BUMNIS tersebut.
"Kita harus dorong Kemenham untuk menggunakan alutsista dalam negeri. Presiden Yudhoyono juga menginginkan agar TNI mulai gunakan produksi dalam negeri dan itu suatu kebanggaan," ujar Nurhayati.
Bila Kredit Eskpor tidak dilakukan lagi oleh Kementerian Pertahanan, Komisi I akan memberikan apresiasi.
"Kalau Kemenhan tidak gunakan Kredit Ekspor, itu sudah sangat luar biasa. Itu tolak ukur keberhasilan Kemenhan," ujar politisi dari Partai Demokrat itu.
Selain itu, kata Nurhayati, Kementerian Pertahanan juga harus mampu memaksimalkan teknisi-teknisi yang dimiliki oleh bangsa ini dalam rangka pengembangan dan pembuatan alutsista kita.
"Kita punya sumber daya manusia yang tidak kalah hebat dari negara lain. Bahkan teknisi kita banyak yang dipakai oleh negara-negara lain. Berdayakan itu, tarik mereka pulang. Kematian teknisi Sukhoi asal Rusia itu harus dijadikan bahan pelajaran," ujarnya.
Untuk reformasi di internal TNI, Nurhayati mengakui, hal tersebut sudah berjalan baik.
"Upaya untuk reformasi TNI itu sudah bagus. Komisi I DPR RI tetap berharap, reformasi TNI itu terus dilakukan," katanya menambahkan.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
ALUTSISTA
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Alutsista Buatan PT Pindad Dipamerkan Di Lebanon
- Untuk Perisai Udara, Indonesia Akan Dilengkapi Oerlikon Skyshield
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I : Kerja Sama Alutsista dengan Inggris Harus Dibatalkan
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Kasad Terima Presdir Avibras, Bahas Astros II
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- Komisi I Berencana Kunker ke Ukraina Untuk Jajaki Kerja Sama Persenjataan
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Presiden : Indonesia Tak Pernah Gunakan Alutsista untuk Bunuh Rakyatnya
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Menhan : Presiden Jajaki Kerja Sama Alutsista Dengan Jerman Dan Hungaria
- Pengamat : Industri Pertahanan Butuh Kepastian Dari Pemerintah
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
0 komentar:
Post a Comment