Menurut Charlie Miller, pria yang telah menghabiskan waktu selama lima tahun bersama Direktur Badan Keamanan Nasional AS Michael Hayden, mengatakan jika dibutuhkan waktu selama dua tahun dan total dana sebesar USD100 juta untuk mempersiapkan penyerangan internet paling kuat.
"Dalam membuat blueprint, saya berpura-pura mendapatkan tawaran dari Korea Utara untuk membuat strategi penyerangan cyber ke AS. Awalnya saya tahu betapa mudah membuatnya, tapi setelah saya membuat detilnya, saya semakin yakin hal ini sangat mudah. Oleh karena itu, saya beritahukan, pertahanan AS sangatlah lemah," ujar Miller, seperti dikutip melalui Yahoo News, Senin (2/7/2010).
USD100 juta merupakan harga yang dikeluarkan sama halnya dengan membuat pertahanan cyber. Dana itu digunakan untuk membayar para tentara cyber yang ditargetkan menyerang jaringan penting seperti perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur teknologi lainnya. Nantinya dibutuhkan tentara cyber dalam jumlah ribuan, mulai dari hacker profesional hingga pemula.
"Jika anda memberikan waktu dua tahun kepada saya, sudah pasti jaringan anda akan berantakan. Namun dalam kurun dua tahun juga maka anda memiliki kesempatan untuk melihat apa yang terjadi dan melakukan pencegahan sebelum benar-benar terjadi," ujarnya.
Menurut Miller hal ini akan menjadi hari kiamat bagi internet karena dapat menyerang siapa saja. Dan Korea Utara sangat potensial memiliki kesempatan untuk melakukan itu.
"Beberapa negara telah memiliki kesempatan itu. Kita dapat memilih dua opsi untuk menghindari hal tersebut. Pertama adalah menghilangkan ketergantungan terhadap internet, dan itu sepertinya sangat tidak realistis. Atau melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasi adanya penyerangan itu, atau melakukan lobi politik untuk mencegahnya," tandas Miller.
Sumber: OKEZONE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment