Letkol Navigator Triswan Larossa, mengatakan, bahwa dalam penerjunan jarak dekat yang akan dilakukan oleh prajurit TNI AU dari Skadron Udara 31 itu dii tiga titik yang telah ditentukan.
Ketiga titik itu, yakni titik A di wilayah (Bandung, Nagreg, Citandangan, Tasikmalaya, Danau Duku Badak, Cirebon, Karangampel, Eretan Wetan, Subang, Plered, ip slow down drop Lanud Sulaeman), titik B (Bandung, Sumedang, Indramayu, Eretan wetan, Pamanukan, Cikampek, Plered, drop zone di Lanud Sulaeman), titik C (Bandung, Sumedang, Bantar Asem, Pagaden, Cikampek, Plered, slow down drop zone Lanud Sulaeman).
Dalam teknik HALO, kata dia, pasukan diharapkan dapat menyerang markas musuh disuatu daerah tertentu, dengan cara khusus.
"Pesawat pun akan terbang dengan ketinggian 10.000 meter, lalu setelah dekat daerah musuh penerjun akan terjun, tetapi mereka akan membuka parasut pada ketinggian 300 meter, sehingga musuh akan terkejut dengan serbuan kita," ungkap Letkol Triswan.
Dalam penerjunan tersebut pasukan menggunakan parasut khusus dengan tipe yang berjenis 464 disertai oksigen.
"Ini sebagai bentuk infiltrasi khusus," ungkap Letkol Triswan.
Dari kegiatan yang dilaksanakan ini, banyak keuntungan yang didapat dari kedua belah pihak, hanya saja teknologi yang dimiliki TNI AU masih jauh tertinggal dengan US Air Force.
"Keuntungan yang kita dapatkan banyak sekali, selain ilmu kemiliteran khususnya di bidang kedirgantaraan, juga pengenalan teknologi yang sudah dimiliki US Air Force, yang mudah-mudahan nantinya dimiliki oleh Indonesia," ungkap Triswan.
Sumber: DEPHAN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment