Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI, Paskalis Kossay, yang tengah melakukan kunjungan kerja (kunker) bersama beberapa rekannya di perbatasan RI-Malaysia, merasa kesal oleh sikap Ketua Legislatif setempat yang membawa mereka melihat toilet.
"Saya sangat kesal dengan sikap Ketua Legislatif Kuching, karena rombongan kami diajak melihat toiletnya, bukannya menerima kami berdialog seputar masalah-masalah perbatasan kedua negara," katanya melalui hubungan telefon dari Kuching, Kamis.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Paskalis Kossay dan 10 rekannya tengah meninjau alur dan pos-pos perbatasan darat antara Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dengan kawasan Sarawak (Malaysia Timur).
Selain masalah perbaikan infrastruktur jalan darat di kawasan perbatasan yang mayoritas tidak memadai, para anggota Komisi I DPR RI juga bermaksud menampung aspirasi warga terkait peningkatan kesejahteraaannya, juga pembenahan fasilitas pos-pos militer sekaligus perbaikan renumerasi prajurit TNI.
"Juga tentunya untuk memantau langsung bagaimana upaya otoritas di kedua wilayah perbatasan menangani berbagai kejahatan lintas batas, termasuk kemungkinan arus teroris, perdagangan senjata ilegal, perdagangan obat bius, kejahatan `trafficking` dan sebagainya," ujar Paskalis Kossay.
Tetapi, ia dan kawan-kawan benar-benar dibuat kaget, karena ketika berkesempatan melintas ke Kuching, mereka diterima di kantor Dewan lokal setempat.
"Di sinilah terjadi sikap yang kurang senonoh dari Ketua Legislatif Kuching. Dia bawa pimpinan rombongan kami melihat toiletnya. Entah ini sengaja atau bagaimana, tetapi yang pasti hal itu terkesan kurang sopan. Saya bisa menilai, inilah upaya mereka (Malaysia) untuk terus merendahkan martabat bangsa Indonesia yang berdaulat. Ini sungguh perbuatan tidak etis," ujar mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Papua dari Fraksi Partai Golkar ini.
Bagi dia, situasi ini semakin menambah panjang daftar upaya pelecehan pihak pejabat Malaysia melalui ekspresi sikap-sikap yang mencederai persahabatan kedua negara berbatasan.
"Saya tidak tersinggung. Hanya kesal. Boleh-boleh saja bangsa kami dikritik demi perbaikan, tapi jangan dengan cara-cara yang tidak sopan seperti itu. Kami bangsa Indonesia dari Tanah Papua juga tahu sopan santun berhubungan dengan siapa saja kan," kata Paskalis Kossay dalam nada tinggi.
Sumber: YAHOO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment