
SURABAYA – Pekerjaan besar menunggu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dari 60 karya yang sudah dipatenkan, baru sebagian kecil saja karya yang bisa diproduksi massal dan berguna bagi masyarakat.
Ketua Pusat Bisnis dan Teknologi dan Industri Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) ITS Nyoman Pujawan mengakui banyak karya ITS yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), namun kini belum diproduksi secara massal. Hal itu terjadi karena peneliti tidak memiliki kemampuan memasarkan. Selain itu, butuh biaya yang tidak sedikit untuk memproduksi massal.
”Kami kan tidak punya unit usaha. Kemudian, waktu dan tenaga untuk pemasaran juga tidak ada. Ini yang membuat banyak hasil penelitian kami ”diam” di kampus saja,” ungkap Nyoman di sela-sela acara Forum Peneliti Industri di Ruang Rektorat ITS, Kamis 5 Agustus.
Pria asal Bali ini menambahkan, keberadaan peneliti industri di ITS sebenarnya bertujuan untuk mempertemukan antara teori dan hasil-hasil kajian kampus dengan pelaku industri. Setidaknya, ada lebih dari 20 pelaku industri dalam kegiatan yang baru pertama kali digelar kampus yang berada kawasan Surabaya Timur ini. Diharapkan, dari pertemuan ini ada pelaku industri yang tertarik untuk memproduksi hasil karya dari para peneliti ITS.
Sedikitnya ada sembilan karya dari ITS yang ditawarkan pada pelaku industri. Karya itu antara lain kapal trimaran, filter air, sepeda fleksibel, dan diagnosis penyakit. ”Nah, kami punya alat dan orang lain yang memproduksi,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Unit HAKI LPPM ITS Didik Prasetyoko memaparkan, tahun ini ITS menargetkan tujuh karya dari peneliti ITS terdaftar di HAKI. Namun, sejauh ini baru empat karya yang mengantongi hak paten. ”Saat ini sudah ada tujuh karya yang tersertifikasi,” tuturnya.
Salah satu jenis karya yang dipatenkan adalah Kapal Trimaran Bersirip. Kapal ini menggunakan alat disebut sirip yang dipasangkan pada bagian depan dari haluan kapal jenis trimaran. Fungsi sirip ini untuk membuat gaya angkat sehingga dengan sendirinya, badan kapal bagian depan akan terangkat ke atas. Ini terjadi apabila kapal tersebut diberi gaya dorong pada kecepatan tertentu. Dengan terangkatnya kapal ini, tahanan akan semakin kecil. Dampaknya, dengan kecepatan tertentu akan ditempuh jarak yang lebih jauh dibandingkan kapal yang tidak terangkat. Karya Paulus Indiyono, Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan ITS ini mengantongi hak paten sejak Desember 2006 dengan nomor paten: P00200700040.
Sumber:OKEZONE
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Kapal Patroli
- PT PAL Lakukan Launching Keel Laying Kapal KCR 60 M & Tug Boat
- Komisi I : Rudal C-705 Akan Dikembangkan Di Indonesia
- Kemhan : Rudal C-705 Untuk Kapal Cepat Rudal Akan Tiba 2014
- Palindo Kerjakan Kontrak KCR Keempat
- Menhan Akan Resmikan KCR Ke Tiga
- Wamnehan Tinjau Kesiapan Kapal Cepat Rudal Ketiga
- Akhir Tahun, TNI AL Akan Mendapatkan KCR Ketiga
- TNI AL Kirim KRI Clurit-641 Dalam Latgab SEACAT
- Dispen TNI AL : Di Laut Kita Kalah Karena Kondisi BBM
- Wamenhan Kunjungi Pulau Nipah Dan PT Palindo Batam
- PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL
- Palindo Akan Resmikan KRI Kujang Pada November 2012
- Bakorkamla Akan Luncurkan Kapal Patroli Buatan Palindo
- TNI AL Berencana Beli Kapal Ragam Class Ex- Brunai Merupakan Solusi Instan Dalam Pengadaan Kapal Perang
- KCR Akan Menggunakan C-705 Karena Jangkauan Dan Akurasinya Lebih Baik
- Menhan : Sampai Tahun 2014, Kita Akan Buat 14 KCR 40-60
- Update : Menhan Resmikan KRI Kujang 642
- PT Palindo Marine Shipyard Serahkan KRI Kujang-642 Kepada TNI AL
- KRI Kujang - 642 Akan Memperkuat Armada TNI AL
- Hingga 2024, KCR Akan Diproduksi 24 Unit
- BNPP Mengusulkan Anggaran Perbatasan Sebesar Rp. 5 Triliun
- Rudal C-705 Akan Digunakan Di Kapal Cepat Rudal TNI AL
- Indonesia Dan Korsel Kerjasama Dalam Pembuatan 9 Unit KCR 70 Dan 22 Tarantula
- TNI AL Melakukan Pengecekan Kesiapan KRI Clurit
- Tiga Kapal Patroli TNI AL Kawal Pulau Terluar Riau
Teknologi
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Nipress : 2025, Kami Supplai Baterai Untuk 18 Kapal Selam TNI AL
- Meristek Yakin Indonesia Kurangi Ketergantungan Alutsista Dari Luar Negeri
- ITS : Korsel Tak Tulus ToT Kapal Selam Kepada Indonesia
- EADS Tawarkan Dana Segar $ 2 Miliar Bila Menang Dalam Pengadaan Pesawat Tempur Korsel
- Proses Alih Teknologi Kapal Selam Korsel Masih Berjalan Alot
- Sharp Avionik K Gandeng Elbit System Dalam Pengembangan Proyek LAH Dan KFX
- TNI AL Memilih Simulator Nautis Class A Untuk Pelatihan Kapal Perang Sigma
- Industri Pertahanan Nasional Sudah Menguasai Teknologi Level Menegah
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- Radar INDRA Akan Dipasang Di Tiga Kapal Selam Indonesia
- Korsel Rilis Bom Korean GPS Guided Bomb Untuk KFX Kepada Publik
- Debat Polemik Pengembangan Pesawat Tempur KFX
- TNI AL Inginkan Tingkatkan Alih Teknologi Dengan AS
- Pengamat : Israel Gagal Membuat Jet Tempur Kfir Yang Tangguh
- TNI AU Kembali Aktifkan ACMI Pekanbaru
- Departemen Pertahanan Bangun Pertahanan Cyber
- TNI Gandeng UI Untuk Mengembangkan Kapal Tanpa Awak
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- KSAD : Pembelian Alutsista Luar Negeri Harus Ada Alih Teknologi
- Lapan : Nozzle Roket RX-550 Masih Bermasalah
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
0 komentar:
Post a Comment