TEMPO Interaktif, Pasukan perdamaian PBB di Libanon selatan membenarkan bahwa serdadu Israel tidak melanggar perbatasan Libanon menyusul kericuhan di perbatasan menyebabkan empat korban tewas, Selasa.
Bentrok berdarah bermula setelah seorang anggota angkatan bersenjata Israel menebang pohon di dekat Garis Biru, garis perbatasan antara Israel-Libanon yang dijaga PBB. Kedua negara mengklaim pohon tersebut berada di wilayahnya.
Dalam jumpa pers di New York, Rabu, Alain de Roy selaku Kepala Pasukan Perdamaian PBB, membenarkan bahwa pohon-pohon tersebut berada di sisi perbatasan Israel.
"Unifil (pasukan perdamaian PBB) membenarkan bahwa pohon-pohon yang ditebang oleh anggota angkatan bersenjata Israel berada di selatan Garis Biru, sisi perbatasan Israel," jelas le Roy.
Pohon-pohon tersebut tumbuh di kawasan antara Garis Biru dan "pagar teknis", pembangunan fisik di dekat perbatasan kedua negara. Pemerintah Libanon yakin bahwa pepohonan tersebut berada di teritorinya.
"Libanon sangat menghargai Garis Biru namun perlu kami tegaskan bahwa Garis Biru bukan perbatasan internasional, dan ada area di selatan Garis Biru yang berada di teritori Libanon," jelas Tareq Mitri, menteri penerangan Libanon dalam jumpa pers di Beirut, Rabu.
Le Roy juga membenarkan bahwa "beberapa jam" sebelum menebang pohon Unifil sudah memberitahu serdadu Israel, dan Unifil meneruskan pemberitahuan tersebut kepada angkatan bersenjata Libanon.
Akibat bentrok senjata, Selasa, sedikitnya dua tentara Libanon tewas dan seorang serdadu Israel,termasuk seorang jurnalis Libanon. Seluruhnya empat mayat dimakamkan hari Rabu.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak berusaha meredam konflik perbatasan. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah wawancara dengan radio. Menurutnya, kejadian itu tidak didak diatur oleh tokoh-tokoh senior militer Libanon.
"Ini adalah provokasi yang sangat serius dan kami bereaksi secara terukur," ujarnya. "Kejadiannya tidak direncanakan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata di Beirut atau Hezbollah."
Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan tak melihat tangung jawab pemerintah Libanon atas konflik tersebut.
"Kebijaksanaan kami jelas: Israel memberikan respon dan akan melanjutkan respon tersebut dengan kekuatan militer terhadap serangan ditujukan kepada warga dan militer Israel," katanya.
Beberapa jam usai pertempuran, pemimpin Hezbollah Hasan Nasrallah memperingatkan Israel agar tak melakukan agresi. "Kami katakan, militan kami masih sanggup menahan diri tidak melakukan gerakan apapun," jelas Nasrallah dalam pidatonya, Selasa, yang disiarkan melalui jaringan video kepada ribuan pendukungnya di pinggiran selatan Beirut.
"Mulai sekarang, jika militer (Israel) menyerang kawasan ini dimana Hezbollah berada, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan memotong tangan serdadu Israel yang menyerang angkatan bersenjata Libanon," ujarnya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment