View Larger Map
DENPASAR--MI: Janji Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat kampanye untuk memeratakan pembangunan ditagih masyarakat yang tergabung dalam Pasementonan Buleleng Bersatu (PBB) di sekretariatnya di Tukad Pancoran, Denpasar.
Mereka terdiri dari aktivis, pengusaha dan mahasiswa, dan masyarakat Buleleng, Forum Alumni KMHDI, Payuguban Semeton Karangasem Buleleng. Anggota Ormas Garda Buleleng Pasek Dibia Atmaja menilai kini saatnya Pastika melakukan pemeratakan pembangunan di Bali dengan memindahkan ibukota provinsi ke Buleleng. "Dulu Pastika berjanji memeratakan pembangunan di Bali tapi hingga kini belum diwujudkan," katanya, Kamis (4/8).
Hal senada disampaikan pengurus Banser Buleleng Ketut Artha. Ia mengatakan Pastika yang berasal dari Buleleng sudah seharusnya memajukan mantan ibukota Sunda Kecil ini. "Rugi memiliki pemimpin orang Buleleng tapi tidak memikirkan pembangunan secara adil dan merata," kata Artha.
Menurutnya pemindahan ibukota provinsi ke Buleleng diyakini bisa menghindari kemacetan di Bali Selatan yang kian parah. Buleleng dinilai layak menjadi ibu kota karena memiliki infrastruktur dan sejarah sebagai pusat pemerintahan Sunda Kecil.
Presiden PBB Made Bull Sunarsa mengatakan usulan memindahkan Ibu Kota Bali di Denpasar ke Buleleng karena terjadinya ketimpangan pembangunan di Bali. "Pembangunan di Bali saat ini hanya terpusat dari Bali Selatan sedangkan Bali Utara dan daerah lainnya sangat tertinggal," kata Sunarsa.
Ia menilai pembangunan di Bali Selatan sudah sangat jenuh. Bahkan diprediksi, kondisi Denpasar dan Badung akan seperti Jakarta 10 tahun mendatang. "Saat ini, telah terjadi kemacetan luar biasa di Denpasar dan Badung. Jangan jadikan Denpasar seperti Jakarta," katanya.
Sementara itu, Ketua Forum Alumni KMHDI Buleleng Ketut Udi Prayudi mengatakan Buleleng memiliki geografis dan infrastruktur yang sangat mendukung. Buleleng telah memiliki bandara perintis Letkol Wisnu dan lahan membangun bandara yang lebih besar dari Bandara Ngurah Rai.
Di Buleleng juga terdapat pelabuhan seperti Pelabuhan Buleleng sebagai perdagangan, pelabuhan industri Celukan Bawang dan pelabuhan perikanan di Sangsit. "Geografis Buleleng dan insfrastruktur sangat mendukung," kata Prayudi.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment