Perintah itu dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Korsel, Kim Tae-young. Pekan ini dia menginstruksikan para staf untuk mengadakan kursus pelatihan berbahasa bagi para prajurit.
Kim merasa prihatin bahwa para prajurit, terutama anak-anak muda yang tengah menjalani wajib militer, sering menggunakan kata-kata kotor atau tak enak didengar saat bercakap-cakap dengan sesama mereka.
"Mereka sudah bukan lagi remaja," kata seorang pejabat Kementrian Pertahanan, yang dikutip harian The Korea Herald dan juga dipublikasikan oleh harian The Independent, Sabtu 7 Agustus 2010.
"Begitu mereka dibebastugaskan di awal usia 20-an, mereka tidak bisa terus-terusan seenaknya. Itulah mengapa kami ingin melatih mereka berbahasa yang baik," lanjut pejabat yang tidak diungkapkan namanya itu.
Namun, tidak diungkapkan lebih lanjut berapa lama kursus itu bakal berlangsung dan metode seperti apa yang akan digunakan bagi para prajurit muda tersebut.
Di Korsel, semua laki-laki harus menjalani wajib militer selama 24 bulan. Program ini begitu penting bagi pemerintah Korsel mengingat mereka masih dalam status perang dengan negara tetangga, Korea Utara. Kedua Korea sempat berperang selama 1950 hingga 1953, namun hanya dihentikan oleh gencatan senjata yang disponsori PBB, bukan melalui perjanjian damai.
Sumber: VIVANEWS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment