BEIJING, SELASA - Hanya beberapa hari setelah latihan militer bersama AS dan Korea Selatan, China kembali menggelar latihan militer besar-besaran. Latihan perang udara yang melibatkan lebih dari 10.000 personel militer ini makin menunjukkan peningkatan agresivitas militer China.
Latihan perang dengan kode ”Vanguard-2010” ini akan digelar di Provinsi Henan dan Shandong, sekitar 370 kilometer selatan Beijing. Kantor berita Xinhua melaporkan, latihan akan berlangsung selama lima hari, dimulai Selasa (3/8).
Sedikitnya 100 pesawat militer dari tujuh tipe berbeda, termasuk pesawat pengebom-tempur Sukhoi Su-27 dan pesawat tempur buatan China, Chengdu J-10, akan dilibatkan.
Dalam latihan yang juga melibatkan kesatuan udara dari angkatan laut dan angkatan darat Tentara Pembebasan Rakyat itu, akan dijalankan skenario pertahanan saat ibu kota Beijing diserang kekuatan udara militer asing.
Sumber dari kantor berita China News Service menyebutkan, tidak ada latihan pendahuluan sebagai persiapan perang-perangan ini untuk melihat kesigapan nyata tentara China dan menguji koordinasi pasukan di bawah komando yang berbeda-beda saat menghadapi serangan dadakan.
Ancaman
Latihan perang udara ini digelar hanya seminggu setelah latihan gabungan pasukan AS dan Korea Selatan di Laut Jepang, yang ditujukan sebagai peringatan bagi Korea Utara.
Sebelum ini, China juga menggelar latihan artileri besar-besaran di pantai timur negeri itu pada akhir Juli dan sebuah latihan gabungan pada Oktober 2009.
AS dan negara-negara tetangga China berulang kali mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap peningkatan agresivitas militer China ini. Dalam beberapa tahun terakhir, China melipatgandakan anggaran pertahanannya untuk meningkatkan kemampuan militer.
Dua kali lipat
Lembaga Stockholm International Peace Research Institute melaporkan, anggaran pertahanan China pada tahun 2009 mencapai 98,8 miliar dollar AS. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat anggaran pada tahun 2003.
Laksamana Mike Mullen, pejabat tinggi Angkatan Laut AS, mengatakan, bulan lalu China baru saja berbelanja perlengkapan militer canggih, termasuk satelit, pesawat, dan rudal antikapal. ”Mereka mulai menggeser fokus mereka dari membangun angkatan darat ke memperkuat angkatan laut dan udara,” ujar Mullen.
Pejabat militer China sendiri mengatakan, mereka tidak berniat mengancam kedaulatan negara lain. ”Tugas utama militer China adalah melindungi keamanan, integritas wilayah, dan kedaulatan negeri China sendiri,” tandas juru bicara Kementerian Pertahanan China Geng Yansheng kepada Xinhua, akhir Juli lalu.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment