militer Indonesia selama bertahun-tahun terus meningkatkan anggaran untuk memodernisasi angkatan bersenjata, terutama berfokus pada angkatan udara dan angkatan laut.
TNI AL
Indonesia memiliki 17.508 pulau yang pulau, yang memiliki 6.000 pulau yang berpenghuni tidak. Indonesia panjang garis pantai 80.000 km di sekitar keanekaragaman ekosistem tropis dan sumber daya yang kaya.
Dengan karakteristik seperti itu, TNI AL untuk membangun sebuah investasi yang kuat di daerah. TNI AL mempunyai 74.000 personel, lebih dari 130 kapal dilengkapi dengan kedua jenis kapal selam serangan dengan rudal anti kapal.
Termasuk enam kelas perusak jenis Van Speijk dibangun oleh Belanda dibeli dari tahun 1980-an, korvet kelas Parchim 16 impor dari Exs. Jerman Timur pada awal 1990-an dan beberapa kapal perang lainnya.
Dari semenjak tahun 1960-1970 terjadi pasang surut dalam pengadaan kapal perang TNI AL. Untuk memperkuat NKRI, TNI AL melakukan pengadaaan kapal perang modern secara berturut-turut.
Khususnya, pada maret 2009 Indonesia menerima kontrak pengadaan empat korvet Sigma 9113 yang diproduksi oleh Belanda. Sigma 9113 mempunyai besar sekitar 1.700 ton, panjang 90,7 meter dan dilengkapi dengan rudal Exocet MM40 penghancur kapal perang, rudal Mistral yang mengunakan sistem peluncuran Tetral buatan MBDA untuk pertahanan udara.
Tanggal 16/08/2010, Departemen Pertahanan menandatangani kontrak dengan Indonesia PT PAL Indonesia (perusahaan perkapalan nasional) dan galangan kapal Damen Schelde Naval (Belanda) untuk membangun Kapal perang jenis Sigma 10.514.
Kapal peang ini mempunyai berat 2400 ton, panjang 105 meter. Kapal perang Sigma 10.514 mempunyai persenjataan mount 100mm kombinasi rudal MM40 Exocet anti-kapal, tabung vertikal meluncurkan sistem rudal anti-udara, anti-pesawat Phalanx, anti-kapal selam roket SR375A disertai navigasi dengan perangkat elektronik yang canggih.
Diharapkan, pada tahun 2014 untuk pertama kalinya Indonesia berhasil melakukan alih teknologi.
Pada waktu 12/2004, Indonesia menandatangani kontrak dengan Korea Selatan sebesar USD 150 juta untuk pengadaan Kapal Angkut Jenis LDP yaitu KRI Makassar dan yang kedua dibuat di PT PAL Indonesia. Korea Selatan juga menerima transfer teknologi kepada PT PAL (perusahaan pembuatan kapal di Indonesia) untuk terus membangun dua kapal jenis LDP di bawah kontrak ditandatangani pada Maret 2005. Kapal LDP ini mempunyai 7.300 ton, bisa membawa 218 tentara, mempunyai 2 landasan helikopter dan mengangkut lima helikopter.
PT PAL sedang mempersiapkan pembangunan tujuh kapal jenis LST untuk sepenuhnya menggantikan kapal Jenis LST buatan Amerika yang telah berusia 40 tahun. Selain itu, ada juga beberapa laporan bahwa Indonesia ingin membuat proyek ambisius yaitu Landing Helicopter Dock (LHD) yang mempunyai panjang 190 meter, dan berat 35.000 ton.
Selain itu Indonesia juga membuat kapal patroli. Pada tahun 2008, kapal patroli PB-57 diintegrasi dengan persenjataan anti-kapal rudal C-802, dan membeli sejumlah kecil anti-kapal rudal C-705 untuk kapal patroli.
Indonesia saat ini sedang berencana melakukkan pengadaan kapal selam jenis kelas Kilo (tipe 636). Namun, masih terkendala dengan keterbatasan dana. TNI AL mempunyai dua kapal selam kelas Cakra (Tipe 209) yang mempunyai persenjataan rudal UGM terintegrasi-84 Harpoon anti-kapal.
Baru-baru ini indonesia menerima 17 IFV BMP 3F Rusia.
Pada akhir 2009, Indonesia menandatangani kontrak dengan PT Dirgantara (penerbangan dan pertahanan Indonesia) senilai $ 80.000.000 yaitu pesawat pengintai maritim CN235-220. pesawat ini digunakan untuk menjaga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), SAR, penyelundupan, terorisme, anti-kapal selam atau anti-kapal.
TNI AU
TNI AU mempunyai 28.000 prsonil dan dilengkapi 346 dari berbagai jenis pesawat. Pemerintah Indonesia saat ini melakukan pengadaan pesawat generasi yang lebih baru untuk menganti armada yang sudah mulai menua.
Pertama, TNI AU berencana mengganti seluruh armada pesawat Hawk BAE. Dan ada 3 kandidat yaitu "Golden Eagle" T-50 (Korea), L-159B (Republik Ceko), Yak-130 (Rusia). Diharapkan, keputusan seleksi akan dibuat akhir tahun ini.
11 Mei 2010, Indonesia menandatangani kontrak untuk membeli delapan pesawat Tucano EMB-314 yang diproduksi oleh Brasil. Pesawat EMB-314 untuk mengganti pesawat jenis OV-10.
Untuk skuadron tempur, Indonesia berturut-turut melakukan kontrak untuk membeli pesawat tempur Su-27/Su-30 Rusia. Saat ini, Indonesia 5 unit Su-27SK/SKM dan 5 unit Su-30MK/MK2.
Indonesia juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan jet tempur Korea Selatan dikembangkan KFX yang merupalan pesawat tempur generasi kelima.
F-16 Milik TNI AU
Selama kunjungan Presiden Amerika Barack Obama ke Indonesia pada 11 November 2010, pemerintah Indonesia disarankan untuk mengambil hibah 24 jet tempur F-16 telah digunakan dari AU US.
Untuk meningkatkan pesawat angkut, Indonesia menandatangani kontrak untuk meng-upgrade seluruh transportasi C-130. Secara khusus, Cina dan Indonesia mengadakan negosiasi untuk menggabungkan pengembangan pesawat angkut multiguna.
TNI AU juga berencana untuk membeli beberapa senjata untuk Su-27 Su-30, seperti udara ke udara rudal Vympel R-27/R-73/R-77/R-37, rudal Kh-29 Air to Ground, rudal jelajah Kh-59MK Air to Ship atau, bom cluster Kh-31A.
Indonesia juga memproduksi dan berhasil uji cb P-100 bom untuk Su-27 dan Su-30.
Sumber : MIK / BAODATVIET
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment