INILAH.COM, Jakarta – Bocoran dokumen AS di situs WikiLeaks menyebutkan bahwa Amerika sempat merasa Indonesia tak menguasai militernya sendiri atau TNI.
Pernyataan dalam laporan Report RL33260 dan bertanggal 19 Januari 2006 ini membahas mengenai kondisi di Papua. Terutama setelah terbunuhnya dua warga AS di Timika.
“Laporan keberadaan militer Indonesia di Papua meningkatkan perhatian Kongres terhadap teritori paling timur di negara tersebut,” demikian laporan yang disusun Congressional Research Service (CRS), tangan riset untuk Kongres (DPR) AS.
Dalam laporan itu, penyusun menyatakan bagian barat provinsi tersebut yang bukan bagian dari teritori Papua Nugini, merupakan tempat kaya sumber daya alam. Serta disebutkan, banyak terjadi pelanggaran HAM di wilayah ini.
Sebab itulah, laporan yang disusun oleh Bruce Vaughn ini menyebutkan, hubungan Indonesia dan AS bisa membuka kesempatan bagi Amerika untuk mendukung penegakan HAM.
“Serta mengembangkan hubungan militer dengan partner berharga demi perang melawan terorisme di kawasan dan aktor geopolitik penting di Asia Tenggara.” Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi HAM di Papua.
Menurut laporan, anggota Kongres merasa kegagalan Indonesia untuk mengadili siapapun yang bertanggung jawab atas insiden Timika dan pelanggaran HAM lainnya membuktikan sesuatu.
“Militer Indonesia (TNI) dalam beberapa hal, masih di luar kendali pemerintah dan Amerika Serikat sebaiknya menunda beberapa bantuan militer.”
Namun penahanan Anthonius Wamang yang dianggap bertanggung jawab atas insiden Timika 2002 lalu cukup memuaskan AS. Artinya, Amerika menyatakan hubungan antar militer bisa dimulai kembali.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment