Pesawat jet tempur A KF-16 sedang dicek untuk daya tahan bermacam cuaca ekstrim di Seosan, Seoul, Senin (8/9). AFP PHOTO/JUNG YEON-JE
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) hingga kini belum memutuskan soal tawaran hibah pesawat bekas F16-A dari Amerika. Kemenhan masih terus mengkaji tawaran tersebut.
Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemenhan Puguh Santoso mengatakan, masih banyak yang harus dipertimbangkan dari tawaran tersebut. "Kami teknisnya juga masih belum tahu. Jadi masih banyak yang harus dipertimbangkan," kata Puguh, Rabu (1/12), di gedung DPR, Jakarta.
Menurut Puguh, hingga kini pihak Amerika belum memberitahu kondisi teknis pesawat bekas yang ditawarkan tersebut. Karena itu, tawaran pesawat tersebut belum tentu diterima. Sikap menerima atau menolak akan diputuskan setelah semua kajian yang dilakukan Kemenhan selesai. Kajian akan melibatkan TNI AU maupun ahli pesawat dari PT Dirgantara Indonesia.
"Kami hargai tawaran itu, tapi tidak serta merta kami terima saja. Dari sisi positif-negatif kan harus ada kajian yang mendalam, termasuk biaya retrofit. Jangan sampai biaya perawatan ternyata tidak efisien," ujar Puguh.
Sebelumnya, Amerika berencana menghibahkan 24 pesawat bekas F16-A ke Indonesia. Hibah itu disertai syarat bahwa retrofit (perbaikan) harus dilakukan dengan pihak Amerika. Berdasarkan perhitungan, biaya retrofit tiga pesawat bekas sama dengan satu harga pesawat baru.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment