INILAH.COM, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menegaskan bahwa pihaknya akan mengantisipasi kebocoran data intelejen dan militer Indonesia.
Baru-baru ini, marak pembocoran dokumen rahasia sejumlah negara oleh situs Wikileaks. Namun hal itu belum dianggap oleh TNI sebagai ancaman serius. Pasalnya sejauh ini TNI belum mendapatkan konfirmasi mengenai kebocoran dokumen rahasianya.
"Belum ada secara resmi diumumkan kalau TNI membocorkan," tutur Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, usai upacara penerimaan 1.301 anggota TNI yang baru saja kembali dari Libanon untuk misi perdamaian di mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (3/12/10).
Ia menjelaskan saat ini TNI tengah mendalami apakah ada kebocoran yang terjadi. TNI juga tengah melakukan pencegahan-pencegahan terjadinya kebocoran dokumen rahasia TNI, yang dapat mengancam kedaulatan bangsa.
"Jika memang ada kebocoran, bisa saja hal tersebut disebabkan oleh keteledoran anggotanya, maupun kesengajaan dari pihak-pihak tertentu yang ingin stabilitas negara terganggu," imbuhnya.
Sebelumnya, situs Wikileaks telah membocorkan rahasia intelejen dan militer dari berbagai negara. Wikileaks juga membocorkan kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Antara lain berisi penghinaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton terhadap Presiden Argentina dan permintaan Raja Arab Saudi untuk menyerang Iran dan menyebut Presiden Iran sebagai ular berbisa.
Sumber: INILAH
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment