TOKYO, KOMPAS.com — Jepang akan mendemonstrasikan hubungannya dengan Amerika Serikat dalam latihan militer besar bersama hanya beberapa hari setelah AS dan Korea Selatan unjuk kekuatan di tengah ketegangan di Semenanjung Korea, kata para pejabat, Kamis (2/12/2010).
Sebelumnya diumumkan latihan militer Keen Sword (Pedang Tajam), yang direncanakan sebelum serangan artileri Korea Utara terhadap sebuah pulau Korea Selatan pada pekan lalu, akan dimulai Jumat, 10 Desember 2010, tutur seorang juru bicara kementerian pertahanan.
Untuk menunjukkan solidaritas dengan Seoul, Konstitusi Pasifik akan mengundang para petugas militer Korea Selatan untuk pertama kalinya menyaksikan latihan-latihan itu, demikian diberitakan media massa Jepang. "Ternyata menjadi saat baik untuk menunjukkan ikatan antara Jepang dan Amerika Serikat," kata seorang pejabat senior kementerian pertahanan kepada harian Yomiuri Shimbun.
Latihan perang AS-Korea Selatan itu berakhir hari Rabu. Sekitar 34.000 personel militer Jepang dengan 40 kapal perang dan 250 pesawat akan bergabung dengan lebih dari 10.000 personel AS dengan 20 kapal perang dan 150 pesawat udara dalam latihan tersebut, kata pejabat pertahanan.
Latihan AS-Jepang terbesar sejak tahun 2007 itu akan berlangsung di perairan pulau selatan Jepang, dekat dengan pantai selatan Korea Selatan, menurut para pejabat. Dengan pengamatan perwira militer Korea Selatan terhadap latihan Jepang-AS itu, Tokyo berharap untuk menunjukkan solidaritasnya dengan ketiga negara, ujar kantor berita Kyodo dan Jiji Press.
Jepang mengirimkan tentara dalam kapasitas pengamat untuk mengambil bagian dalam latihan gabungan AS-Korea Selatan pada Juli, yang diadakan setelah tenggelamnya kapal perang Cheonan, sebuah korvet angkatan laut berbobot 1.200 ton Korea Selatan, demikian Kementerian Pertahanan Jepang. Sebuah penyelidikan internasional menyalahkan Korea Utara atas tenggelamnya kapal itu, yang menewaskan 46 pelaut Korea Selatan.
Manuver bersama akan jauh lebih besar dari sebuah latihan angkatan laut yang diadakan oleh Washington dan Seoul pekan ini, sebagai unjuk kekuatan setelah Pyongyang mengejutkan dunia dengan serangan artileri mematikan di sebuah pulau di perbatasan Korea Selatan. Jepang telah siaga tinggi sejak serangan tersebut dan Perdana Menteri Naoto Kan menginstruksikan menterinya untuk tinggal di Tokyo selama latihan AS-Korea Selatan di Laut Kuning untuk mempersiapkan setiap keadaan darurat.
Jepang sangat bergantung pada Amerika Serikat untuk keamanan karena di bawah Konstitusi Pasifik, yakni militer tidak diperkenankan menyerang wilayah musuh. "Latihan antara Jepang dan Amerika Serikat ini telah menjadi rutinitas, acara berulang selama bertahun-tahun," begitu pernyataan Angkatan Udara AS. Mereka menambahkan bahwa latihan dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama antara pasukan AS dan Jepang.
Setelah serangan 23 November Pyongyang di Pulau Yeonpyeong, yang menewaskan empat orang, China mengusulkan enam negara yang terlibat dalam perundingan denuklirisasi yang macet menyelenggarakan pertemuan darurat tentang krisis tersebut. Namun, sebaliknya Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan telah bersepakat untuk mengadakan pembicaraan sendiri di Washington pada 6 Desember 2010. Para anggota lain dari perundingan enam pihak adalah China, Korea Utara, dan Rusia.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment