ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, June 9, 2010 | 9:20 PM | 0 Comments

    Korut Kirim Pesan Peringatan ke DK PBB


    Markas PBB

    SEOUL, KOMPAS.com — Korea Utara mengirimkan pesan peringatan ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa, menurut media resmi negara itu, Rabu (9/6/2010), bersamaan dengan peningkatan kampanye Korea Selatan untuk mencela negara komunis itu atas insiden tenggelamnya kapal perang. Pesan itu dikirim, Selasa, oleh Sin Son-Ho, utusan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, kepada pimpinan Dewan Keamanan, Claude Heller, menurut kantor berita resmi negara itu, KCNA.

    Tim penyelidik multinasional bulan lalu mengatakan, ada banyak bukti bahwa kapal Korea Utara menembakkan torpedo yang mematahkan kapal perang Korea Selatan menjadi dua bagian pada bulan Maret. Secara resmi Korea Selatan meminta Dewan Keamanan pekan lalu untuk bereaksi atas insiden tenggelamnya kapal perang yang menewaskan 46 pelaut itu.

    Namun, Pyongyang telah menyangkal bertanggung jawab atas insiden itu, yang mengakibatkan ketegangan meningkat di Semenanjung Korea, dan Sin dalam suratnya mempertanyakan keaslian dari penyelidikan internasional itu. "Tidak seorang pun berani membayangkan betapa seriusnya dampak yang akan timbul terkait dengan perdamaian dan keamanan di semenanjung jika Dewan membawa penemuan itu menjadi agenda debat tanpa verifikasi dari pihak Korea Utara," katanya.

    Korea Selatan telah mengumumkan serangkaian pembalasan atas insiden tenggelamnya kapal perang itu, termasuk menghentikan sejumlah kerja sama perdagangan dengan Korea Utara. Kejadian itu disebut sebagai insiden paling berdarah bagi Korea Selatan sejak berakhirnya perang Korea 1950-1953.

    Seoul dapat mengharapkan dukungan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi China dan Rusia, dua anggota lain Dewan Keamanan pemilik hak veto, belum secara terbuka mengumumkan posisinya. Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chun Yung-Woo, berkunjung ke Amerika Serikat pada pekan lalu sebagai bagian dari upaya diplomasi Korea Selatan untuk mendorong hukuman bagi Pyongyang. Dia akan kembali ke Seoul, Rabu, setelah lawatan ke China, yang sejauh ini belum secara terbuka mengutuk Korea Utara dan hanya meminta kedua belah pihak saling menahan diri.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.