ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, May 26, 2011 | 9:11 PM | 0 Comments

    PT DI Mengakui Kalah Modal dan Strategi dari China

    Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) belum dapat menambah order pengadaan unit pesawat CN 235 atau kontrak komponen lain, selama perseroan tidak menyediakan penawaran paket pinjaman keuangan kepada maskapai penerbangan, seperti yang berkembang di China.

    Ini ditambah perseroan masih membukukan defisit kas, sehingga sulit menawarkan model financing. Demikian disampaikan Direktur Keuangan dan Aircraft Integration PTDI, Budiman Saleh di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

    "Kelemahan kita, tidak bisa memberi paket pinjaman keuangan. CHina juga pakai paket finansial. PT DI cari sumber pendanaan. PT DI tidak mampu, kalau tidak ada pendanaan, ekuitas kita masih negatif," jelasnya kepada detikFinance, usai RDP dengan Komisi VI.

    Untuk dapat bersaing dalam penambahan kontrak, PT DI dan juga perseroan industri penerbangan harus menyetorkan dana minimum penawaran. Nilainya sekitar 5-10% dari total kontrak.

    "Kalau kita tambah kontrak, ada advance payment, kan butuh dana sekitar 5-10% dari kontrak," jelasnya.

    Untuk itu, perseroan saat ini hanya fokus pada pemenuhan kontrak yang sudah didapat. Nilainya mencapai Rp 2,5 triliun.

    Order pesawat diantaranya datang dari Korea untuk pengadaan 2 unit CN 235. Juga pesanan pesawat jenis yang sama untuk TNI AL.

    "Kami juga ada kontrak komponen untuk bagian pesawat Airbus 320, dan Airbus 380. Untuk ambil kontrak lebih banyak, kita tidak berani lakukan," tuturnya.

    Sumber : DETIK

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.