ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Wednesday, July 13, 2011 | 6:36 PM | 0 Comments

    Update : Saat Ini Perang Gerilnya tak Relevan Lagi

    Magelang - Doktrin militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Ketidaksesuaian itu khususnya terkait antisipasi pelaksanaan operasi militer.

    Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi dan menengah TNI di Akademi Militer TNI Magelang, Rabu (13/7).

    Presiden SBY mengatakan, sebetulnya tahun lalu TNI telah mengeluarkan doktrin baru dari Catur Dharma Eka Karma menjadi Tridharma Ekakarma. Kemudian doktrin angkatan (Angkatan Laut, Darat, Udara) juga telah telah dimutakhirkan.

    Hanya saja, kata SBY, jika dotrin dimaknai sebagai bagaimana berperang atau melakukan operasi militer untuk menjaga Negara Kesatuan Wilayah Republik Indonesia (NKRI) memang perlu kembali dirumuskan. "Bagaimana kita mampu memadukan semua kekuatan dengan cerdas," ujarnya.

    SBY mencontohkan pada model perang sebelumnya, diajarkan untuk menyerang terlebih dahulu jika ada invasi dari luar. Lalu dijemput dan dihadapi melalui pertempuran laut. Jika gagal masuk tembus ke pantai, tentara melawan di garis-garis pertahanan.

    Kalaupun kalah maka masuk ke gunung untuk melakukan perang gerilya. Jika sudah kuat kembali baru melaksanakan serangan balik. "Pertanyaannya apakah masih relevan pola pkir seperti itu, apakah masih tepat dan cocok?" tanya SBY.

    Menurutnya model perang gerilya kini akan memakan cost (biaya) yang sangat tinggi. Pasalnya jika musuh berhasil merebut wilayah Indonesia lalu mengambil industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad maka kerugiannya cukup besar.

    Untuk itu, lanjut SBY, peningkatan terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) terus senantiasa dilakukan. Disamping memadukannya dengan doktrin-doktrin militer, sehingga sistem pertahanan dalam negeri akan semakin baik.

    Sumber : REPUBLIKA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.