ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, February 8, 2011 | 9:47 AM | 0 Comments

    Harga Kapal Perang Patroli Yang Akan Dibuat Oleh Malaysia Lebih Mahal 870%

    Ilustrasi

    Kuala Lumpur (WDN/MIK) - Departemen Pertahanan Malaysia menjadi sorotan karena Dephan Malaysia membuat 6 kapal perang dengan biaya 870% lebih mahal dari pada buatan negera lain dengan jenis yang sama.

    Menurut anggota parlemen Palinta Jaya Tony pua, Kapal patroli jenis OPV dibeli jenis ini juga dibeli oleh AL Selandia Baru dengan mengandeng perusahaan BAE System dengan harga $ 90 Juta NZ atau sekitar RM 210 juta ringgit per unitnya.

    "Bahkan Lockheed Martin dan General Dynamics, dua perusahaan terbaik dan militer terbesar di dunia, AS membangun Littoral Combat Ship (LCS) dengan anggaran kurang dari US $ 300 juta (RM913 juta ) pada tahun 2004, "Pua (kiri) mengatakan dalam sebuah pernyataan hari ini.

    Ia mempertanyakan mengapa pembelian itu tidak dilakukan melalui tender yang kompetitif, bahkan ketika negara dengan tentara yang paling canggih di dunia, seperti Amerika Serikat, melakukannya untuk kebutuhan militer mereka.

    Pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan bahwa pemerintah telah sepakat untuk mengalokasikan RM6 miliar untuk membeli enam OPVs dari Boustead Naval Shipyard Sdn Bhd.

    Ahmad Zahid mengatakan kesepakatan itu akan memberi industri pertahanan lokal dorongan setidaknya RM2 miliar dari alokasi akan bermanfaat bagi 632 perusahaan dalam kemitraan yang bergabung dengan Boustead Naval Shipyard.

    Namun, Menteri menambahkan penentuan harga belum "selesai", hal ini membuat heran Pua, yang bertanya-tanya "kenapa membuat pengumuman seperti itu".

    Selain itu anak perusahaan dari Boustead Holdings Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, telah memperoleh kontrak senilai RM1.3 miliar untuk pemeliharaan dua kapal selam Scorpene AL Malaysia.

    Menurut anggota parlemen Liew Chin Tong, Bousted merupakan perusahaan yang mendapatkan talangan dana dan kemudian menganti nama PSCI, karena gagal mengirim kapal perang jenis OPV."


    Namun ia mengakui manfaat dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri, Liew, yang merupakan anggota parlemen dibidang pertahanan, dan ia mempertanyakan apakah bijaksana untuk melakukannya dengan mengorbankan kualitas dan biaya.

    "Kita ambil contoh suatu penawaran tender internasional dilepas dengan setengah harga dan kualitas yang lebih baik, apakah kita masih bersikeras bangunan ini segmen tertentu dari industri lokal?".

    Hal tersebut senada dengan Klang MP Charles Santiago juga mengangkat isu "belanja dengan bijak", mengatakan bahwa pengadaaan dengan jumlah besar RM6 miliar lebih baik digunakan menangani hal-hal yang lebih mendesak.

    "Ambil Contoh Korea Selatan baru-baru ini mengatakan, membuat kesepakatan untuk membuat frigat yang lebih besar dan modern dengan harga $ 300 juta dolar per unitnya, tapi tidak seperti di Malaysia, negara yang berada dalam konflik dengan negara tetangga yang merupakan memiliki salah satu tentara terbaik dan terbesar di dunia."

    "Dengan kenaikan harga bahan pokok dan komoditas di Malaysia tersebut sebagai akibat dari 'subsidi rasionalisasi' hal ini perlu ditanyakan adalah apakah hal ini dianggap sebagai pengeluaran yang bijaksana?"

    Para anggota parlemen juga menyerukan kepada komite parlemen menyelidiki dan mempetimbangkan transaksi sebesar RM100 juta tersebut.

    Sumber: Brudirect/WDN/MIK

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.