ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, September 11, 2011 | 5:38 PM | 0 Comments

    Ketua Komisi I : Sistem Pengadaan Alutsista Harus Diperbaiki

    Jakarta - DPR meminta Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan untuk terus membenahi sistem pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) TNI dalam rangka peremajaan dan modernisasi, yang berasal dari impor. Pasalnya, hingga kini Komisi I DPR masih menemukan kasus-kasus pengadaan alutsista tidak sesuai perencanaan awal.

    “Di dalam pengadaan alutsista, kami masih menemukan perangkat mutahir yang tidak lengkap,” ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Sabtu (10/9).

    Sebagai contoh, kata Politisi PKS ini, dalam hal pengadaan pesawat latih T-50 asal Korea Selatan, ternyata belum dilengkapi dengan teknologi canggih seperti radar dan JPS sebagai penunjang dan pelengkapnya.

    “Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi. Kasus pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia yang dibeli Indonesia pertama kali, tanpa dilengkapi senjata tidak seharusnya terulang kembali. DPR maunya pengadaan alutsista yang dilengkapi dengan perangkat tempur standar,” tegas Mahfudz.

    Dalam waktu dekat ini, Indonesia berencana membeli 16 pesawat T-50 dari Korsel. Menurut laman aircraftcompare.com, harga satuan pesawat ini mencapai US $ 21 juta atau sekitar Rp 179,9 miliar.

    Mahfudz mengatakan, bahwa DPR tetap menekankan bahwa dalam penggunaan peningkatan anggaran Kemenhan 2012 sebesar Rp 61 trilun tetap mengedepannya produksi Alutsista dari dalam negeri. Kalaupun terpaksa harus dari luar negeri, Pemerintah harus menggandeng negara produsen Alutsista yang bersedia mentrasfer teknologinya.

    “Karena itu, sebagian Alutsista yang dibeli, sebaiknyai diproduksi di dalam negeri,” ucapnya.

    Sumber : Jurnal Parlemen

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.