ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Sunday, September 11, 2011 | 7:43 PM | 0 Comments

    Komisi I DPR Menyayangkan Kemhan Beli UAV Dari Israel

    Jakarta - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyayangkan sikap ketidak terbukaan Kementerian Pertahanan yang membeli pesawat tanpa awak buatan Israel pada masa periode lalu. Meski pembelian pesawat tanpa awak itu dilakukan dengan menggunakan perantara negara ketiga dan tidak menggunakan anggaran APBN.

    "Ya memang dalam kunjungan kerja Komisi I DPR sebelumnya, kami mendapat keterangan soal keberadaan pesawat tanpa awak buatan Israel beberapa unit, yang kini ditempatkan di Pontianak untuk tugas patroli dan pengintaian. Kami sudah cek, memang pengadaannya sepertinya tidak lewat anggaran APBN. Dimana DPR periode lalu pun tidak pengetahui soal pengadaan pesawat tersebut," ujar Mahfudz, pada Jurnalparlemen.com, Minggu (11/9).

    Mahfudz mengatakan, bahwa Kementerian Pertahanan kembali berencana untuk menambah pengadaan pesawat tanpa awak untuk kepentingan yang sama. Namun Komisi I DPR periode saat ini telah mengingatkan dan meminta agar pengadaan pesawat tanpa awak itu tidak dibeli dari Israel lagi, apapun alasan dan dalihnya, karena memang hingga kini Indonesia tidak mengakui negara Israel dan tidak memiliki hubungan diplomatik.

    "Kami (Komisi I DPR) telah menyarankan agar kalaupun harus membeli pesawat tanpa awak dari luar, agar membeli dari Turki misalnya. Di mana kemampuan pesawat tanpa awak Turki itu kini telah setara dengan pesawat yang dioperasikan oleh negara-negara NATO atau bisa membeli dari Korea atau Rusia. Yang penting tidak dari Israel. Kerena itu hanya akan menimbulkan kontroversi di dalam neegeri sendiri nantinya," tegas politisi PKS ini.

    Menurut Mahfudz, sebenarnya di dalam negeri sendiri seperti PI Dirgantara Indonesia juga sudah mampu mengembangkan pesawat tanpa awak. Dimana pesawat produksi PT DI itu juga sudah di pergunakan untuk tujuan yang sama, patroli dan pengintaian. Tinggal kini PT DI meningkatkan kemampuannya, agar pesawat tanpa awat produksi dalam negeri itu juga memiliki kemampuan yang sama dengan bauatan luar negeri, yaitu tidak mampu terdekteksi dari radar dan mampu juga membawa senjata, untuk kepentingan militer.

    "Sekarang tinggal Kemhan sendiri, mau tidak memaksimalkan membali pesawat produksi dalam negeri sendiri untuk tujuan militer tersebut. Bahwa bebera negara saat ini juga telah bersedia melakukan alih teknologi dengan Indonesia untuk tujuan produksi alutsista tersebut," tegasnya.

    Sumber : Jurnal Parlemen

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.