Jakarta, Kompas - Kapal latih layar tinggi bertiang tiga milik Angkatan Laut Portugal, Sagres, berencana melakukan lawatan ke Indonesia sekaligus memperingati sejarah kedatangan Portugis di kawasan Nusantara lebih dari lima abad silam.
Menurut Duta Besar Portugal untuk Indonesia Carlos Frota, Jumat (24/9), saat mengundang sejumlah jurnalis makan siang di kediamannya, lawatan itu bukan bermaksud memperingati kehadiran kekuatan invasi negara itu di masa tersebut, melainkan lebih bersifat kunjungan persahabatan.
Menurut dia, Indonesia adalah negara dengan masyarakat yang memiliki kultur beragam dan bahkan sudah dikenal sejak dahulu punya sikap dan pemikiran yang sangat terbuka (open minded) pada kultur dan nilai-nilai dari suku bangsa dan peradaban lain di dunia.
Bahkan, hingga sekarang pun, menurut Frota, dirinya meyakini terdapat berbagai macam kultur, bahasa, budaya, serta agama dari banyak bangsa di dunia, yang telah menyatu dan menjadi bagian tak terpisahkan di dalam kehidupan negeri ini, termasuk juga kebudayaan dan bahasa Portugis.
Lebih lanjut, menurut Frota, kapal latih layar tinggi itu rencananya akan berada di Indonesia, 26-30 September 2010. Sejumlah kegiatan seremonial juga akan digelar, termasuk membuka kesempatan masyarakat untuk datang dan naik ke kapal itu guna melihat langsung dari dekat. Acara kunjungan umum digelar 28-29 September.
Sebelum tiba di Jakarta, kapal yang dinakhodai Commander Luis Pedro Pinto P Mendes itu juga melawat ke Singapura dan Timor Leste. Kapal diawaki sedikitnya 139 personel Angkatan Laut Portugal. Seperti juga kapal perang milik TNI Angkatan Laut, KRI Dewa Ruci, kapal latih layar tinggi (tall-ships) Sagres juga berfungsi menjadi kapal latih bagi para kadet baru AL Portugal. Kapal tersebut bertugas sejak tahun 1962 dan telah berlayar ke seluruh penjuru dunia.
Kapal Sagres hanya absen menjalankan tugasnya tahun 1987 dan 1991 untuk menjalani perawatan dan perbaikan. Tahun ini Sagres direncanakan mengunjungi sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jepang, China, sejumlah negara di Asia Tenggara, India, dan Mesir.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment