TEMPO Interaktif, Jakarta - Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso mengaku hingga kini belum mendapat permintaan dari Mabes Polri untuk pemberantasan terorisme. Namun, ia mengaku siap membantu Polri.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolri, Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menyatakan rencananya untuk melibatkan pasukan elit TNI dalam pemberantasan terorisme.
"Setiap saat TNI siap. Kalau hari ini diminta, sudah bisa dikirim," ujar Djoko usai melepas pasukan perdamaian KRI Frans Kaisiepo-368 di Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara hari ini, Sabtu (25/9). Namun, Djoko mengaku belum tahu satuan mana yang akan dikirim, sebab menurutnya itu tergantung permintaan Polri.
Djoko menerangkan, dalam UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, tugas TNI dibagi menjadi operasi militer perang dan operasi militer selain perang. Membantu Polri dalam penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat, salah satunya mengenai terorisme, tercantum dalam operasi militer selain perang.
Lebih lanjut, Djoko mengemukakan, satuan yang dapat dikirim TNI dalam pemberantasan terorisme bergantung pada masing-masing segmen, antara lain satuan intelijen untuk segmen pendeteksian, satuan teritorial untuk segmen pencegahan, dan satuan anti teror untuk segmen penindakan.
Meskipun mengaku belum mendapat permintaan untuk pemberantasan terorisme, namun Djoko mengaku sudah berkoordinasi dengan Polri. "Koordinasi sih selalu setiap hari," ungkapnya. Ia menambahkan, TNI-Polri sudah dua kali melakukan latihan bersama.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment