Kepulan asap mengudara sesaat setelah pesawat Cessna yang dipiloti Alexander Supeli jatuh di lanud Hussein Sastranegara, Bandung, Jumat pagi.
BANDUNG, KOMPAS.com - Komandan Lanud Hussein Sastranegara Kolonel Penerbang Acep Adang Supriadi mengatakan pihaknya segera melakukan kerjasama dengan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT untuk memastikan penyebab kecelakaan pesawat Cessna jenis Super Dekatlon tahun 1996 yang jatuh 200 meter dari sisi landas pacu, Jumat (24/9/2010) pagi.
Acep memastikan, pesawat milik PT Dirgantara Indonesia itu berada dalam kondisi layak terbang. Pasalnya, sebelum penerbangan pada pukul 10.08 WIB tersebut, pesawat yang sama sudah berhasil melakukan aksi akrobatik udara pada pukul 08.00. Selain itu, udara di kawasan Bandung siang ini pun dalam kondisi yang baik.
Kecelakaan tersebut berlangsung sangat cepat. Empat menit setelah mengudara, pesawat jatuh dan terbakar. Sebelumnya, pesawat itu sempat melakukan manuver invertik, yakni aksi terbang terbalik. Jarak pesawat dengan permukaan tanah pun sangat dekat ketika manuver itu dilakukan, sekitar tiga sampai empat meter.
Ketika akan membalikkan pesawat pada kondisi normal, salah satu sayap menghantam tanah, dan pesawat terjungkal, lalu terbakar. "Pilot tidak sempat memberikan pemberitahuan apa-apa. kejadiannya sangat cepat," kata Acep
Tujuh menit setelah kejadian, evakuasi penyelamatan baru dilakukan. Beruntung, Alexander Supeli, pilot PT DI yang melakukan atraksi tersebut lolos dari maut dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RS Hassan Sadikin, Bandung.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment