Manila, Minggu - Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan para pemimpin ASEAN akan menyerukan solusi damai soal sengketa di Laut China Selatan serta mengimbau semua pihak tidak melakukan penggunaan kekuatan. Itulah isi inti draf komunike pertemuan AS-ASEAN seperti dikutip kantor berita AP, Minggu (19/9).
Pada Juli lalu Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dalam forum keamanan regional di Vietnam menegaskan solusi damai terhadap sengketa atas gugusan Kepulauan Spratly dan Paracel merupakan kepentingan nasional AS.
China sempat memberi reaksi marah dengan menyatakan AS telah melakukan intervensi soal isu regional Asia.
Obama dijadwalkan akan bertemu dengan 10 pemimpin ASEAN hari Jumat pekan ini untuk mendiskusikan pengukuhan aliansi serta isu kerja sama ekonomi dan keamanan, termasuk isu konflik di Laut China Selatan.
”Obama dan para pemimpin ASEAN akan mengeluarkan pernyataan bersama untuk penegasan kembali tentang pentingnya kebebasan pelayaran, stabilitas regional, menghormati hukum internasional dan keleluasaan perdagangan di Laut China Selatan,” demikian bunyi komunike tersebut.
Komunike itu juga menolak keras penggunaan kekuatan oleh semua pihak untuk memaksakan klaimnya di Laut China Selatan.
Sikap menahan diri
Namun, semua pemimpin ASEAN akan menegaskan kembali dukungannya terhadap deklarasi China-ASEAN tahun 2002 tentang sikap menahan diri atas sengketa Laut China Selatan. Dalam deklarasi tersebut ditegaskan bahwa para pengklaim hendaknya tidak melakukan langkah yang bisa memicu kekerasan dan meletupkan ketegangan baru. Mereka akan mendorong para pengklaim untuk ikut menciptakan kondisi yang kondusif.
Seperti dimaklumi, China selama ini mengklaim semua wilayah Laut China Selatan. Vietnam, Malaysia, Taiwan, Brunei, dan Filipina juga mengklaim sejumlah wilayah di Laut China Selatan.
Selain dikenal kaya ikan, Laut China Selatan dipercaya memiliki cadangan minyak dan gas yang besar. Saling klaim atas pulau-pulau di jalur laut yang sangat sibuk itu membuat jalur itu krusial bagi suplai minyak dan sumber alam lainnya untuk kepentingan kecepatan ekspansi ekonomi China.
Pada sebuah pertemuan pendahuluan di Washington untuk persiapan pertemuan puncak itu, Deputi Menlu AS Kurt Campbell dan Direktur Senior Lembaga Keamanan Nasional untuk Asia Jeffrey Bader menyampaikan kepada para duta besar ASEAN untuk AS bahwa pernyataan Menlu Hillary Clinton di Hanoi pada bulan Juli lalu bertujuan untuk sebuah kerja sama yang saling menguntungkan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment