TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi Hukum DPR RI Bambang Soesatyo bersyukur aksi arogan detasemen khusus 88 yang tanpa koordinasi memasuki bandara Polonia tak berbuntut bentrok.
Pasalnya, TNI Angkatan Udara pun memiliki kewenangan untuk menjaga wilayah yang dilintasi Densus 88 saat membekuk teroris di Medan.
"Ini untung saja TNI AU tidak menyerang Densus 88," ujar Anggota Komisi Hukum DPR RI Bambang Soesatyo kepada tribunnews.com di Jakarta, Selasa (21/9/2010).
Politisi asal Partai Golkar ini memahami bila kemudian korps TNI tersinggung, dan kemudian melayangkan teguran ke institusi Polri.
"Ini karena tidak ada koordinasi mabes polri. Apalagi membawa senjata lengkap," kata Bambang. "Siapapun dia, apapun pangkatnya kalau masuk area lembaga lain harus ada koordinasi karena ini soal menjaga wilayah."
Lebih lanjut Bambang justru mempertanyakan langkah kepolisian yang enggan berkoordinasi dengan pihak TNI Angkatan Udara.
"Tugas negara kalau menimbulkan pertikaian buat apa. Tugas negara akan bagus kalau ada koordinasi," imbuhnya.
Sebelumnya pihak TNI AU keberatan dengan tindakan Densus 88 saat mendarat di Bandara Polonia Medan. Densus 88 diduga telah melanggar prosedur penerbangan sipil di Bandara tersebut.
Hal itu terjadi pada Senin 13 September lalu, dimana saat itu personel Densus 88 berjalan kaki memasuki kawasan Bandara Polonia untuk menaiki pesawat carter melalui Pos Golf Bravo yang tidak terbuka bagi sipil.
Para petugas TNI AU ini meminta para anggota Densus 88 masuk melalui terminal keberangkatan atau VIP Room Bandara. Namun para anggota Densus bersikukuh dengan alasan demi tugas negara.
Atas kejadian tersebut dikabarkan pihak Komandan Pangkalan TNI AU Medan kemudian menyurati Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara memprotes peristiwa itu.
Sumber: Tribun
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment