
Kecaman pun mengalir deras. Mereka memandang Iran bukan lagi mengembangkan nuklir semata-mata untuk kepentingan damai, tetapi bermotif politis. Apalagi situasi domestik Iran kini juga tengah memanas.
Sekelompok senator dari Partai Republik pun memperkenalkan adanya rancangan undang-undang yang bertujuan untuk memberikan dukungan terbuka dari AS untuk demonstran antipemerintah di Teheran. Mereka melihat Iran adalah negara yang lapar untuk kebebasan dan Amerika mempunyai kewajiban untuk mendukung mereka.
"Apa yang mereka lakukan itu yang didasarkan pada politik, bukan pada fisika," kecam Robert Gibbs, juru bicara kepresidenan.
"Program nuklir itu telah mengalami serangkaian masalah sepanjang tahun. Banyak hal yang disampikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad ternyata tidak benar," katanya.
"Kami tidak percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperkaya urainum ke tingkat yang selama ini mereka gembar-gemborkan," kata Gibbs.
Sepeti diwartakan sebelumnya, Ahmadinejad mengumumkan bahwa Iran telah menghasilkan sebuah "saham pertama" dari 20 persen uranium yang diperkaya. Iran juga sesumbar mampu memperkaya uranium itu sampai 80 persen, tetapi hal itu tidak akan dilakukannya.
Gibbs mengesampingkan pertanyaan baru tentang China yang jelas-jelas menentang keras sanksi baru terhadap Iran lantaran menolak kesepakatan internasional. "China telah dan akan terus memainkan peran yang konstruktif. Kami percaya itu dan saya pikir mereka percaya bahwa kepentingan mereka tidak untuk mengikuti perlombaan senjata di seluruh dunia," kata Gibbs.
"Ini jelas tidak dalam kepentingan mereka secara ekonomis mengikuti perlombaan senjata di Timur Tengah."
China adalah anggota penting kelompok enam negara yang mempertimbangkan sanksi lebih keras terhadap Iran di Dewan Keamanan PBB. Washington sudah memuji Rusia karena dukungannya yang terbuka.
Washington pada hari Rabu (10/2/2010) mengumumkan seperangkat sanksi lebih keras dengan target menghukum Garda Revolusi Iran. Sementara Pemerintah Iran kini masih dihadapkan pada protes di jalan-jalan. Washington telah berkali-kali membuat permohonan agar aparat keamanan Teheran menghindari kekerasan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley, juga mengecam pemblokiran internet dan jaringan telepon.
Sementara Senator Partai Republik John Cornyn dan Sam Brownback memperkenalkan undang-undang yang akan memberikan lampu hijau adanya bantuan nonmiliter kepada kelompok-kelompok oposisi Iran dan bantuan kemanusiaan untuk "korban rezim saat ini".
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
Nuklir
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- Indonesia Mewacanakan Untuk Bangun Pusat Nuklir Di Kalbar
- Pemerintah Setujui Pembangunan PLTN Sebesar 200 KW
- China Membuat Pangkalan Rudal Nuklir Bawah Tanah Untuk Tidak Terdeteksi
- Batan Berikan Beasiswa Bila Memelajari Ilmu Kenukliran
- Pembangunan PLTN Di Babel Akan Terus Berjalan
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Indonesia Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
- Batan Siapkan Dua Lokasi PLTN Di Babel
- Laporan Kebocoran Radiasi Pada Pusat Penelitian Nuklir di Korea Selatan
- Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015
- Bangun PLTN, Indonesia Gandeng Badan Tenaga Atom Internasional
- Pakistan Uji Coba Rudal Berkemampuan Nuklir
- Korut Inginkan Perang Nuklir dengan Korsel
- Rusia Tawarkan PLTN kepada RI
- IAEA Tegaskan Indonesia Paling Siap Bangun PLTN
- Korut Gali Terowongan untuk Uji Coba Nuklir
- Server Wikileaks Di Bunker Tahan Nuklir
- India Gagal Uji Senjata Rudal Nuklir
- Malaysia Harapkan Kerjasama Nuklir dengan Korsel
- Iptek Nuklir dalam Menghadapi Masalah FEW di Indonesia
- Kapal Selam Nuklir Pertama India Segera Dioperasikan
- Geger, Amerika Punya Nuklir di Belanda!
- Di Bawah Ancaman Rudal Taepodong
- Temuan Ilmuwan Amerika Bikin Gusar Banyak Negara
IRAN
- Indonesia Dan China Sepakat Tingkatkan Kegiatan Latihan Militer Kedua Negara
- Iran Rancang Pesawat Tempur Baru
- UAV Milik AS Ditembak Jatuh Di Iran
- Iran Sukses Melakukan Ujicoba 14 Rudal
- Iran Mengklaim Dapat Memproduksi Rudal Jarak Jauh
- PBB : Iran Dan Korut Lakukan Kerjasama Pengembangan Rudal Balistik Nuklir
- Iran Gelar Uji Coba Roket Luar Angkasa
- Iran Akan Produksi Pesawat Tempur Canggih
- Dua Kapal Angkatan Laut Iran Lintasi Terusan Suez
- Israel Siap Sambut Kapal Perang Iran
- Agen Mossad: Jangan Diserang Dulu, Iran Baru Punya Bom Nuklir 2015
- WikiLeaks: Iran Bisa Serang Israel 12 Menit
- Iran 'tembak pesawat pengintai Barat'
- Pengamat : Perang Korea Mempercepat Pembentukan Blok Baru
- Iran Lakukan Tes Radar Dalam Pelatihan Militer
- BENJAMIN NETANYAHU Hanya Aksi Militer Bisa Hentikan Iran
- English News : NATO missile defense shield in Turkey may threat Iran, Russia - experts
- Bolivia-Iran Kerjasama Alutsista
- RI, Kedua Tertinggi Diserang Virus Stuxnet
- RI juga Korban Virus Israel Penyerang Nuklir Iran?
- Iran Siap Kerja Sama Nuklir dengan Indonesia
- Indonesia Dukung Nuklir Iran
- Bila Diserang, Iran Siap Perang Tanpa Batas
- Rusia Larang Pengiriman Rudal S-300 ke Iran
- Iran bayar Taliban US$1.000 per kepala tentara AS
0 komentar:
Post a Comment