
"Memang Presiden mengadakan ada rapat mengenai alutsista di kapal KRI 591, tapi ini tertutup. Setelah pemaparan dari Korps Marinir. Rapat ini mengenai kebijakan tentang kebutuhan sistem kemanan secara keseluruhan," kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha saat dihubungi di Jakarta, Minggu (7/2).
Menurut Julian, rapat tertutup yang dipimpin Presiden itu dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsjudin, Panglima TNI Djoko Santoso, KSAD Letjen George Toisutta, KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono, dan KSAU Marsekal Muda Imam Sufaat.
Julian mengatakan, dalam rapat itu dibahas bagaimana strategi sistem pertahanan nasional untuk menangkal dan mengantisipasi ancaman yang akan muncul. Identifikasi masalah itu harus akurat karena perkembangan bisa berubah di militer.
"Ataupun menangkal serangan dari luar. Strategi militer agar bisa optimal dan pasti mengamankan negara," katanya.
Rapat itu, kata dia, juga membahas peremajaan alutsista. Pemerintah berupaya memiliki suatu persenjataan yang bukan harus banyak tapi juga diperlukan. "Sehingga bisa mengatasi kemungkinan dan tuntutan ancaman yang pasti tidak berkurang di masa mendatang," ulasnya.
Ditanya apakah juga dibahas tentang bagaimana pengadaan alutsista baru. Julian mengatakan hal itu tidak dibahas secara detail. Dalam hal ini, pemerintah hanya tidak ingin memakai alutsista yang tidak layak.
Namun demikian, lanjut Julian, alutsista tidak murah harganya. Jadi pemerintah juga melakukan pertimbangan bagaimana cara pembiyaannya.
"Yang dibutuhkan keseimbangan kebutuhan dan kepentingan, serta sesuai tuntutan," katanya.
Ditanya apakah akan ada bentuk pembiayaan baru jika APBN tidak memenuhi. Pembahasan mengenai pinjaman dan lain-lain belum sampai kesana.
"Saya sendiri belum dapat konfirmasi mengenai isi rapat secara detail karena (rapat) sangat terbatas, saya pun tidak di dalam," aku Julian.
Ditanya apakah ada rapat selanjutnya. Julian mengaku belum tahu akan hal itu. Tetapi rapat selanjutnya mungkin saja dilakukan. Sebab rapat ini adalah pemetaan, proyeksi ancaman. "Dengan keterbatasan yang kita miliki, kita tidak mungkin membeli alutsista yang mahal-mahal baik udara, laut, darat. Tapi pemerintah tetap melakukan pertimbangan komprehensif untuk memiliki persenjataan biarpun tidak besar tapi cukup efektif bisa redam ancaman yang pasti selalu datang," ulasnya.
Sumber: media indonesia
Berita Terkait:
TNI
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Dilema Pengadaan Alutsista TNI : Baru, Bekas Atau Rekondisi?
- Indonesia Butuh Satu Dekade Lagi Untuk Pemenuhan Alutsista
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Pengamat : Alutsista TNI Harus Bisa Bantu Sipil Saat Darurat
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Panglima TNI : TNI Akan Melakukan Latihan Terbesar Tahun 2014
- Presiden: Logistik dan Distribusi, Kunci Utama Alutsista TNI
- Presiden Janjikan Modernisasi Alutsista TNI Tuntas 2014
- Besok, 16 Ribu Prajurit TNI Latihan Tempur Di Situbondo
- Presiden : Alutsista Indonesia Harus Lebih Besar Dan Modern Dari Tetangga
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Panglima TNI : Komnas HAM Itu Biadab!
- Pengerahan Pasukan TNI Di Papua Tunggu Perintah Dari Presiden
- Kemenhan Percepat Realisasi Modernisasi Alutsista TNI Sampai 2019
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- Panglima TNI : 2014, Kekuatan Minimum TNI Capai 38% dari Target
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Menhan : Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan
- TNI Rekrut 16 Calon Perwira Penerbang
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Tim Inspeksi PBB Periksa Kesiapan Alutsista TNI Di Lebanon
- Menhan : Prajurit Harus Memiliki Semangat Juang, Walaupun Alutsista Terbatas
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
0 komentar:
Post a Comment