ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Friday, September 17, 2010 | 3:20 PM | 0 Comments

    Jimmy Carter: Korea Utara Ingin Perdamaian

    WASHINGTON--MI: Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter meminta Washington mengupayakan perdamaian dengan Korea Utara karena para pemimpin negara komunis itu menginginkan hubungan lebih baik dengan negara-negara di dunia.

    Dalam pernyataan publik pertamanya mengenai misinya bulan lalu ke Korea Utara untuk membebaskan seorang tahanan AS, Carter mengatakan, para pemimpin negara itu menyuarakan kekhawatiran atas tekanan akhir-akhir ini yang dilakukan oleh Korea Selatan dan AS.

    "Mereka juga mengatakan, siap menunjukkan keinginan bagi perdamaian dan denuklirisasi," tulis Carter dalam artikel Kamis (16/9) di The New York Times.

    "Mereka menyebut perundingan enam pihak sebagai 'dijatuhi hukuman mati namun belum dieksekusi'," kata Carter, menunjuk pada perundingan denuklirisasi dimana Korea Utara menarik diri tahun lalu.

    Cater -- yang merundingkan sebuah perjanjian terdahulu untuk mengakhiri krisis dengan Korea Utara pada 1994 -- menegaskan kepada orang-orang Korea Utara bahwa ia bukan utusan AS. Namun, ia menyatakan menyampaikan pesan mereka (Korea Utara) kepada Washington.

    "Penyelesaian Semenanjung Korea sangat penting bagi perdamaian dan stabilitas di Asia, dan hal ini sudah terlalu lama melampaui batas waktu," kata penerima Nobel Perdamaian itu.

    "Pesan-pesan positif dari Korea Utara ini harus ditanggapi dengan agresif dan tanpa penundaan, dan setiap langkah dalam proses itu harus dipastikan secara hati-hati dan menyeluruh," tambahnya.

    Selama kunjungannya ke Korea Utara, Carter bertemu dengan pemimpin-pemimpin senior namun tidak dengan Kim Jong-Il karena pemimpin tertinggi itu sedang melawat ke China.

    Dalam artikel opini itu, Carter tidak menyinggung-nyinggung penenggelaman kapal Korea Selatan Cheonan pada Maret.

    Sumber: MEDIA INDONESIA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.