ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, September 14, 2010 | 11:44 AM | 0 Comments

    Paket Senjata Saudi 60 Miliar Dollar

    F-15 Arab Saudi (Foto: defensenews-updates.blogspot.com)

    WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Presiden Barack Obama akan segera memberitahu Kongres mengenai paket senjata untuk Arab Saudi senilai 60 miliar dollar Amerika Serikat. Perjanjian itu berpotensi memecahkan rekor dan mungkin akan membantu menghadapi ancaman Iran yang meningkat.

    Seorang pejabat senior AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, Senin (13/9) mengatakan, ia memperkirakan Saudi pada awalnya hanya berkomitmen pada pembelian senilai 30 miliar dollar, tapi itu dapat menjadi lipat dua. Paket tersebut akan termasuk 84 jet tempur F-15 Boeing Co dan peningkatan 70 unit lainnya dari (tipe) pesawat itu. Paket itu juga melibatkan 72 helikopter Black Hawk yang dibuat Sikorsky Aircraft, satu unit dari United Technologies Corp.

    "Itu sangat besar," kata Andrew Exum, seorang pengamat di Pusat untuk Keamanan Amerika Baru, menyebut perjanjian yang telah lama diantisipasi itu sebagai "pembangkit semangat" bagi industri pertahanan AS. "Apa yang AS sekarang upayakan untuk dilakukan di sini sangat jelas. (Ini) pada dasarnya berupaya untuk bekerja dengan, bersama dan melalui mitra-mitra kami di kawasan itu untuk mengimbangi Iran," katanya.

    Penambahan persenjataan Saudi itu terjadi di tengah kekhawatiran internasional yang mendalam mengenai langkah Iran untuk meningkatkan kemampuan militernya, termasuk kemajuan dalam program nuklirnya yang Barat yakini ditujukan untuk mengembangkan bom atom, sebuah tuduhan yang dibantah Iran. AS juga telah mengurangi kecemasannya atas kemampuan rudal Iran yang bertambah, dan dengan tenang membantu negara-negara Arab meningkatkan pertahanan rudal mereka.

    Paket Saudi itu, kata Exum, harus dilihat dari konteks perjanjian lainnya di kawasan itu. Ia menyebut yang diperkirakan penjualan sistim pertahanan rudal yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp pada Uni Emirat Arab.

    Senin pagi, juru bicara Pentagon, Kolonel Dave Lapan, mengatakan, ia memperkirakan Kongres akan menerima pemberitahuan resmi mengeni perjanjian dengan Saudi, yang telah lama diantisipasi, itu pekan depan. Lapan menolak untuk mengomentari perinciannya dan mengatakan Kongres perlu diberitahu pertama.

    Dorongan untuk Boeing
    Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan perjanjian senjata AS-Saudi itu juga melibatkan 70 helikopter Apache dan 36 Little Birds buatan Boeing. Jika disetujui, perjanjian Saudi itu akan memberikan dorongan besar pada unit pertahanan Boeing Co, yang memiliki beberapa program penting yang telah dikurangi oleh Menteri Pertahanan Robert Gates tahun lalu.

    "Transaksi ini menunjukkan bahwa mungkin masih akan ada banyak semangat dalam program jet tempur F-15 dan program pesawat warisan Boeing lainnya," kata pengamat pertahanan Loren Thompson dari Institut Lexington yang bermarkas di Virginia.

    "Penjualan ke Saudi itu dengan sendirinya akan membuat perbedaan besar pada penghasilan perusahaan selama sedikitnya lima tahun ke depan," ujar Thompson.

    Dengan pemberitahuan ke Kongres itu, para anggota parlemen memiliki waktu 30 hari untuk menolak perjanjian tersebut.

    Arab Saudi adalah pembeli terbesar senjata AS dalam rentang waktu empat tahun dari 2005 hingga 2008, dengan 11,2 miliar dolar AS dalam perjanjian, menurut Pelayanan Riset Kongres AS.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.