ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Tuesday, January 25, 2011 | 4:55 PM | 0 Comments

    KSAU Ajak KPK Awasi Pembelian Pesawat

    C-130 Milik Angkatan Udara Australia.

    SLEMAN- Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ikut mengawasi proyek pengadaan pesawat yang sedang dilakukan instansinya. Ajakan ini merupakan komitmennya dalam upaya pemberantasan korupsi. “Malah bagus karena saat ini era keterbukaan. Kami tentu juga butuh petunjuk agar tak terjadi kesalahan,” ujar Imam. disela-sela rapat pimpinan TNI AU di Gedung Sabang Merauke Kompleks Akademi Angkatan Udara Jogjakarta, kemarin (25/1).

    Seperti diketahui, tahun 2011 ini TNI AU siap melakukan pengadaan sejumlah pesawat guna melengkapi kekurangan yang terjadi saat ini. Kucuran dana dari pemerintah akan dimaksimalka untuk pengadaan pesawat tempur berbagai jenis, baik pesawat tempur atau helikopter.

    Menurut Imam, hingga tahun 2014 pemerintah menganggarkan hingga Rp 51 triliun untuk tiga angkatan bersenjata. TNI AU mendapat dana sekitar Rp 4 triliun pada tahun 2011. ”Dana inilah yang akan digunakan untuk melengkapi kekurangan sekaligus pemeliharaan pesawat,” paparnya.

    Imam menjelaskan pembelian pesawat awalnya mengandalkan anggaran kredit ekspor. Namun hal itu dikurangi dan diganti pendanaan dalam negeri. Selama ini TNI AU selalu membeli pesawat dari luar negeri. Seperti produk Casa 212 dan Helikopter Puma. Selama ini stok di Indonesia tidak ada, sementara jika ada kerusakan maka pesawat grounded. Dan harus menunggu pesanan di luar negeri yang bisa makan waktu hingga lebih satu tahun. “Jika di Indonesia ada, dan cocok serta memenuhi kebutuhan, tentu kami akan gunakan produk dalam negeri,” katanya.

    Tahun 2011 ini, kata Imam, TNI AU kembali akan memanfaatkan pesawat produk Industri Pesawat Terbang Negara (IPTN) misalnya helikopter Couger. Termasuk pesawat-pesawat latihan. Hanya saja untuk persenjataan dan amunisi masih harus impor dari luar negeri karena sangat rumit.

    “Persenjataan itu riskan dan harus dilakukan uji fungsi dan kelayakan. Indonesia belum bisa buat itu, jadi terpaksa beli keluar negeri,” ucapnya.

    Selain pembelian baru, TNI AU rencananya juga akan menerima hibah pesawat tempur jenis
    F-16 dari Amerika Serikat. “Rencanya ada 24 unit F-16 yang akan dihibahkan. Kami masih menunggu jawaban pihak Amerika Serikat. Ini memang permintaan kami sejak tahun 2009 ,” paparnya.

    Selain dari Amerika Serikat, imbuh Imam, Indonesia juga akan mendapat hibah dari Australia sebanyak 8

    unit pesawat Hercules. Ia mengungkapkan akan melakukan pembicaraan soal hibah dengan petinggi angkatan udara Australia pada 27 Januari mendatang. “Pihak Australia akan hadir di Indonesia,” kata perwira tinggi TNI AU berpangkat bintang empat itu.

    Kedelapan unit pesawat Hercules hibah dari Australia itu guna melengkapi armada milik TNI AU yang saat ini berjumlah 21 unit. Imam mengatakan jumlah pesawat pengangkut pasukan itu saat ini masih kurang, sedikitnya 9 unit. “Setidaknya butuh 30 pesawat Hercules. Dua unit untuk tangki, dua untuk VIP, dan sisanya mengangkut operasional pasukan sekitar 2 batalyon,” papar KSAU.

    Mengingat dalam waktu dekat akan mendapat hibah 8 unit dari Australia, maka TNI AU hanya butuh 1 unit lagi pesawat Hercules. Lebih lanjut Marsekal Imam Sufaat , kebutuhan pesawat di Indonesia terbilang masih cukup besar untuk pertahanan negara. ”Jumlah pesawat yang dimiliki TNI belum ideal untuk pertahanan Negara,” tandasnya.

    Sumber: RADAR JOGJA

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.