ALUTSISTA ARDAVA BERITA HANKAM CAKRA 401 SUBMARINE DEFENSE STUDIES INDO-DEFENSE INDONESIA DEFENSE INDONESIA TEKNOLOGI RINDAM V BRAWIJAYA THE INDO MILITER
Formil MIK Formil Kaskus Formil Detik.COM
PT.DI LAPAN LEN NUKLIR PAL PINDAD RADAR RANPUR ROKET RUDAL SATELIT SENJATA TANK/MBT UAV
TNI AD TNI AL TNI AU
HELIKOPTER KAPAL ANGKUT KAPAL INDUK KAPAL LATIH KAPAL PATROLI KAPAL PERANG KAPAL PERUSAK KAPAL SELAM PESAWAT TEMPUR PESAWAT ANGKUT PESAWAT BOMBER PESAWAT LATIH PESAWAT PATROLI PESAWAT TANKER
KOPASSUS PASUKAN PERDAMAIAN PERBATASAN
  • PERTAHANAN
  • POLRI POLISI MILITER
  • PBB
  • NATO BIN DMC TERORIS
    AMERIKA LATIN AMERIKA UTARA BRASIL USA VENEZUELA
    AFGANISTAN ETHIOPIA IRAN ISRAEL KAZAKHTAN KYRGYZTAN LEBANON LIBYA MESIR OMAN PALESTINA TIMUR TENGAH YAMAN
    ASEAN AUSTRALIA Bangladesh BRUNAI CHINA INDIA INDONESIA JEPANG KAMBOJA KORSEL KORUT
    MALAYSIA Selandia Baru PAKISTAN PAPUA NUGINI Filipina SINGAPURA SRI LANGKA TAIWAN TIMOR LESTE
    BELANDA BULGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN ROMANIA RUSIA UKRAINA
    MIK News empty empty R.1 empty R.2 empty R.3 empty R.4

    Thursday, January 27, 2011 | 8:33 AM | 0 Comments

    Update : Panglima TNI: Jaga Kedaulatan Negara

    Bandung, Kompas - Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono berjanji memberikan dukungan dan dorongan kepada masyarakat untuk terus berpartisipasi menjaga kedaulatan negara. Kedaulatan negara akan terbentuk semakin kuat apabila sinergi antara masyarakat dan TNI terjalin dengan baik.

    ”Salah satu langkah yang dilakukan Wanadri melalui ekspedisi ke 92 pulau terluar bisa menjadi contoh kepedulian masyarakat terhadap kedaulatan bangsanya,” kata Agus dalam pameran dan diskusi ”Ekspedisi 92 Pulau Terluar Garis Depan Nusantara” serta peluncuran buku Tepian Tanah Air di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/1).

    Ekspedisi pulau-pulau terdepan yang diprakarsai Wanadri ini dimulai dengan menjelajahi 40 pulau terluar di wilayah Indonesia barat pada 2008. Satu tahun kemudian, tim melanjutkan ekspedisi ke 24 pulau di wilayah tengah dan 28 pulau terluar di wilayah timur.

    Agus berharap, kegiatan ini akan semakin memperbesar semangat masyarakat Indonesia untuk memerhatikan wilayah perbatasan dan terluar Indonesia. Tanpa perhatian yang saksama terhadap pulau terluar Nusantara, Indonesia bisa kehilangan kedaulatan politik, geografi, dan ekonomi.

    Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf juga berharap sosialisasi hasil penjelajahan bisa disampaikan lebih luas kepada masyarakat. Alasannya, sebagai negara kepulauan, Indonesia masih minim referensi dan pengetahuan tentang pulau terluar.

    ”Buku ini bisa menjadi referensi berguna bagi masyarakat, khususnya siswa sekolah,” kata Dede. Hadir pula unsur pimpinan Rumah Nusantara, Arifin Panigoro, yang mendukung ekspedisi dan pembuatan buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas itu.

    Kearifan lokal

    Dalam diskusi mengemuka tentang kearifan lokal masyarakat pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang menjadi kunci utama ketahanan pulau-pulau terdepan di Indonesia. Untuk itu, kualitas sumber daya manusia di serambi Nusantara harus ditingkatkan sebagai daya tangkal terhadap infiltrasi multidimensi pihak asing.

    Sebagai pembicara adalah Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Marsetio, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana, serta redaktur senior Kompas, Ninok Leksono.

    Marsetio mengatakan, di tengah keterbatasan pemenuhan anggaran pertahanan minimal, keberadaan masyarakat di pulau-pulau terdepan itu merupakan komponen ketahanan nasional yang paling penting.

    ”Selama ini kita banyak kecolongan dalam berbagai konflik di perbatasan. Salah satunya akibat rapuhnya ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya warga setempat. Ini jadi celah bagi pihak lain,” ungkapnya. Untuk itu, pembangunan wilayah garis terdepan Nusantara di berbagai aspek adalah hal yang krusial.

    Menurut Ninok, perbatasan negara memiliki peran penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber kekayaan alam, serta menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Dibandingkan dengan penguatan pertahanan negara yang punya dimensi fisik untuk menggetarkan musuh, ketahanan wilayah lebih melekat pada sistem kemasyarakatan.

    Alisjahbana menambahkan, untuk memantau sebanyak 17.499 pulau dengan garis pantai sekitar 81.000 kilometer, teknologi yang dapat dikedepankan adalah matra udara.

    Sumber: KOMPAS

    Berita Terkait:

    0 komentar:

    Post a Comment

     
    Copyright © 2010 - All right reserved | Template design by ADMIN | Published by MAJU INDONESIA KU
    Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.