TOKYO, (PRLM).- Jepang menyebut kebangkitan militer Cina sebagai sumber kekhawatiran internasional. Kesimpulan tersebut terncantum dalam kajian pertahanan pemerintah Jepang, yang telah disetujui oleh kabinet.
Wartawan "BBC" di Tokyo mengatakan dari kajian ini terlihat Jepang mengubah kebijakan pertahanan, untuk disesuaikan dengan perubahan keseimbangan kekuatan di Asia. Kekuatan militer akan lebih difokuskan di pulau-pulau selatan, dekat dengan Cina. Penguatan di selatan ini diiringi dengan pengurangan kekuatan di wilayah utara.
Sejak "Perang Dingin" pemerintah Jepang memberikan perhatian yang besar di wilayah utara untuk mengantisipasi invasi Rusia. Jumlah tank akan dikurangi sepertiga namun kapal selam akan ditambah. Demikian juga dengan jet tempur.
Kajian pertahanan ini juga menyebut Korea Utara sebagai faktor penyebab ketidakstabilan karena rudal dan program nuklir yang dijalankan pemerintah Pyongyang. Untuk mengantisipasi kemungkinan serangan Korut, Jepang akan menempatkan pencegat rudal di seluruh negeri dan jumlah kapal perang yang bisa menembak rudal akan ditambah.
Kekuatan militer Jepang lebih besar dari Inggris namun undang-undang dasar mereka tidak membolehkan militer melakukan serangan.
Kajian yang akan dipakai sebagai dasar penyusunan kebijakan pertahanan selama sepuluh tahun ke depan ini akan diikuti secara seksama oleh sejumlah negara di Asia. Beberapa kalangan mengatakan agresi Jepang di Perang Dunia II belum sepenuhnya dilupakan oleh sejumlah negara Asia.
Sumber: PIKIRAN RAKYAT
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment